Manajemen Arema menyayangkan insiden tersebut. Mereka pun meminta maaf jika memang puluhan suporter itu adalah Aremania.
"Mungkin berlebihan jika mereka disebut demikian. Namun jika memang pendukung Arema FC kami memohon maaf," kata Manajer Arema FC Wiebie Dwi Andriyas kepada wartawan, Minggu (16/7/2023).
Menurut Wiebie, pihaknya cukup menghargai semangat murni para pendukung yang harus rela bertandang ke stadion Brawijaya untuk memberikan dukungan terhadap tim kesayangannya.
"Kami masih sangat menghargai karena murni kedatangan mereka lantaran hati nurani mereka yang ingin murni memberikan dukungan kepada tim kesayangannya untuk memberikan dukungan langsung ke tribun," tuturnya.
Sementara terkait regulasi larangan suporter tim tamu untuk datang di laga away? Wiebie menyebut jika melihat kultur suporter dalam sepak bola Indonesia hal itu tidak bisa dilakukan secara instan. Bahkan ada hal-hal yang harus diadaptasi dan diproteksi oleh sistem.
"Terkait larangan fans tandang sesuai regulasi itu butuh proses tentunya untuk adaptasi dan kami dari klub akan bantu untuk melakukan sosialisasi. Termasuk bagaimana sistem penjualan tiket secara online mengatur itu semua sehingga antisipasi bisa dilakukan untuk identifikasi lebih awal siapa saja yang masuk ke dalam stadion," paparnya.
Terlepas dari hal tersebut, Wiebie mengucapkan terimakasih kepada aparat kepolisian yang sudah membantu melakukan pengamanan dan membawa korban dari insiden tersebut ke rumah sakit.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian dari Polresta Kediri Kota dan Polres Kediri Kabupaten yang melakukan pengamanan pertandingan dan membantu membawa suporter yang menjadi korban dari insiden tersebut ke rumah sakit," pungkasnya.
(abq/iwd)