Dokter Ungkap Hasil Autopsi Korban Kanjuruhan Tak Ada Residu Gas Air Mata!

Dokter Ungkap Hasil Autopsi Korban Kanjuruhan Tak Ada Residu Gas Air Mata!

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 30 Nov 2022 17:25 WIB
4 Hal Tentang Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
Foto: DW (News)
Surabaya -

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jawa Timur mengungkap hasil autopsi dua korban tragedi Kanjuruhan tidak mengandung residu gas air mata. Itu setelah paru-paru kakak beradik Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) tidak mengandung gas air mata saat dilakukan autopsi.

"Dari hasil pengumpulan sampel yang ada pada kedua korban, kami sudah mengumpulkan kepada badan riset dan inovasi nasional. Dan hasil autopsi didapatkan tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut," jelas Ketua PDFI Jatim, dr Nabil Bahasuan SpFM kepada wartawan di Unair, Rabu (30/11/2022).

Tidak adanya residu gas air mata yang ada di paru-paru korban, jelas dia, diketahui dari hasil toksikologi atau uji laborat untuk mengidentifikasi dan menghitung adanya cairan atau racun di dalam tubuh dua aremanita tersebut.

Sebelumnya, autopsi dilakukan dua kakak beradik korban Tragedi Kanjuruhan warga RT 1 RW 1 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022). Autopsi dilakukan 6 dokter forensik dari PDFI Jawa Timur dengan pengawalan ketat petugas kepolisian dari Polres Malang yang berjaga.

Kuasa Hukum korban Tragedi Kanjuruhan, Imam Hidayat saat dihubungi menyebut dari sepengetahuan keluarga korban, jenazah korban tidak memiliki luka-luka yang mengarah terinjak-injak. Melainkan lebih karena terkena zat kimia.

"Karena Devi Athok menjelaskan, jenazah korban tidak ada luka lebam tanda diinjak-injak. Lebih kepada luka karena zat kimia, yaitu dari mulut keluar busa, muka hitam dan kemudian keluar air kencing dari alat kemaluannya," tuturnya.

Sebelumnya, dokter spesialis paru RS Universitas Airlangga (Unair) dr Alfian Nur Rosyid Sp P(K) FAPSR FCCP mengatakan gas air mata ini berbahaya bagi organ tubuh. Apa lagi jika sudah terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orang yang menghirup gas air mata tersebut juga dapat mengalami batuk, dahak sampai sesak napas. Bahkan, dampak paling fatal adalah meninggal.

"Inhalasi gas air mata yang berlebihan, apalagi di dalam ruang tertutup, atau di area yang penuh orang sehingga tidak bisa meninggalkan area tersebut atau pada seseorang yang memiliki sakit paru sebelumnya, dapat berdampak fatal bahkan kematian," pungkasnya.



Simak Video "2 Jenazah Korban Kanjuruhan Bakal Diautopsi Pekan Depan"
[Gambas:Video 20detik]
(esw/fat)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT