Remaja Malang, Cahayu Nur Dewata (15) tak akan mampu melupakan kengerian Tragedi Kanjuruhan. Ia tak menyangka tragedi ini merenggut seorang sahabatnya. Ia pun baru mengetahui kabar kematian sahabatnya usai 10 hari berlalu.
Cahayu memang terlambat mengetahui kabar kematian sahabatnya. Ini karena, dia sempat koma selama tiga hari usai Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Saat terbangun dari koma, Cahayu juga kehilangan ingatannya selama sepekan. Ingatannya baru kembali usai didatangi arwah temannya yang sudah meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Cahayu mengaku mimpi sahabatnya yang berangkat bersama-sama ke Stadion Kanjuruhan untuk menonton laga Arema FC vs Persebaya itu meminta doa kepadanya.
Kehadiran arwah temannya itu membuat titik balik kembalinya ingatan Cahayu. Saat ini, kondisi Cahayu membaik dan sudah bisa bergurau dengan temannya.
"Saat itu, saya mulai ingat ketika habis mandi sambil ngeringin rambut dari jendela temen saya cewek itu muncul dan bilang minta di doain. Saya jawab iya aja," kata Cahayu.
Ketika didatangi temannya, Cahayu tidak mengetahui sebenarnya sahabatnya yang berinisial N itu telah meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.
Karena kebingungan dengan pesan yang disampaikan temannya, Cahayu lantas mendatangi ibunya dan menceritakannya.
"Aku nggak paham (pesan dari N) terus tanya ke mamaku 'ma mau N njaluk dungakno' (ma tadi N minta didoakan), nah akhirnya dikasih tahu sama mamaku kalau temenku ini sudah meninggal," terangnya.
Cahayu juga menceritakan, saat menonton laga derbi Jatim, dirinya berangkat bersama dengan dua teman pria dan satu teman perempuannya. Mereka berangkat menggunakan dua sepeda motor.
Sesampainya di Stadion Kanjuruhan, ia bersama tiga temannya memilih tempat duduk di tribun 12. Hingga pertandingan berakhir, Cahayu bersama temannya berswafoto di tribun berdiri.
"Saat itu gas air mata udah nyebar di mana-mana, setelah itu saya pingsan. Katanya itu temenku sudah nyebar semua dan aku ditolongin temannya kakakku dibawa keluar," ucap Cahayu.
Sementara itu, ayah Cahayu, Dian Sabastiono (48) mengatakan, pihak keluarga memang sengaja menutupi kabar kematian sabahat Cahayu. Karena saat itu, kondisi Cahayu masih syok.
Dian menambahkan, sejak anaknya dirawat di RSUD Kanjuruhan hingga pulang ke rumah, memang tidak ada yang memberitahu Cahayu salah satu sahabtanya meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Memang sejak awal itu kami tidak menceritakan jika temannya meninggal. Karena kami khawatir kondisinya yang tidak stabil nanti bisa syok saat mendengarnya," terangnya.
"Saat di rumah itu anak saya lihatnya film-film kesukaannya saat masih kecil. Terkadang minta gendong mamanya. Ketika melihat kondisinya lebih tenang, kita coba menunjukkan video dan foto dan ternyata menunjukkan hasil baik," ungkapnya.
Simak Video "Video: Piala Presiden Akan Diikuti 6 Tim, Ada Port FC-Oxford United"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)