Kengerian Tragedi Kanjuruhan tak akan pernah dilupakan Bagas Satria (20). Bertahan antara hidup dan mati, Bagas berusaha keluar dari tragedi yang menewaskan 132 korban tersebut. Bagas merasa beruntung masih diberi keselamatan, namun ia harus menerima takdir kakinya patah.
Saat ini, Aremania asal Malang ini tak bisa lagi beraktivitas banyak. Ia hanya tergeletak lemah di atas kasur karena mengalami patah tulang kaki kiri. detikJatim menghimpun sederet fakta kengerian Tragedi Kanjuruhan yang dialami Bagas:
1. Sempat Terjepit Pagar
Saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10) malam, Bagas mencoba menyelamatkan diri. Ia sempat terjepit di pagar stadion, kakinya berada di atas sementara kepalanya di bawah. Hal ini harus dialaminya saat berupaya keluar dari tembakan gas air mata yang diluncurkan polisi.
2. Berusaha Bertahan Hidup Selama 30 Menit
Dengan kondisi terbalik, dia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut. Bagas mengatur napasnya yang terengah-engah selama kurang lebih 30 menit.
"Setelah setengah jam akhirnya saya bisa lepas (kaki saya lepas), waktu itu ada yang narik tubuh saya. Cuma mau berdiri dan berjalan nggak bisa, saat itu saya belum tahu kalau patah tulang, saya minta tolong ke teman ayah saya, sambil nangis dan kemudian pingsan," tutur Bagas, Jumat (14/10/2022).
3. Bagas Terpisah dengan Temannya
Kejadian ini berawal saat Bagas datang ke Stadion Kanjuruhan dengan lima orang temannya dari wilayah Malang Raya. Rombongan ini hendak menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan, Bagas terpisah dengan temannya.
Ia kemudian memutuskan untuk menonton pertandingan di tribun 12. Saat itu, Bagas bertemu dengan kenalannya yang berasal dari Jember.
"Saya terpisah sama teman-teman, terus saya pilih nonton di tribun 12, di sana ketemu teman dari Jember kenalan di sana," ujar Bagas.
Bagas alami patah kaki dan hanya bisa terbaring di kasur. Baca halaman selanjutnya!
(hil/sun)