Saat sadar, Bagas pun terkejut karena sudah berada di RS Wava Husada. Selama beberapa waktu, Bagas mengaku tidak mendapat tindakan medis apapun. Akhirnya, dia dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10).
"Besok dibawa ke RSSA Malang dan baru tahu kalau saya patah tulang. Katanya mengalami luka di kaki itu menganga, terus leher sakit sekali, karena waktu jatuh itu posisinya miring kepala saya. Di RSSA di-gips saja, nggak dioperasi," ungkap Bagas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara kaki kanannya diberikan penanganan medis, tapi tidak sampai di-gips. Kini ia masih harus beristirahat total karena tak bisa duduk apalagi berdiri. Posisinya saat terbaring, kedua kakinya harus dalam keadaan lurus.
"Kayak geringgingen (Kesemutan) yang kaki kanan bawah itu, yang kiri mati rasa. Sempat dibuat berdiri mau ke kamar mandi, nggak bisa berdiri terus tidur lagi," kata Bagas.
Kini, ia menjalani rawat jalan dan kontrol ke klinik. Sebab, saat kontrol pada Selasa (11/10), ia belum menerima tindakan medis apapun.
"Dua minggu lagi suruh ke sana. Ini tadi ke sana nggak diapa-apain, antre pada Selasa pagi jam 9-an nggak diapa-apain. Nggak dikasih penjelasan sama sekali. Katanya disuruh kembali 2 minggu lagi diganti gips-nya," tandasnya.
Simak Video "Temuan Komnas HAM Terkait Tragedi Kanjuruhan"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)