Temuan polisi yang menyebut ada sejumlah botol minuman keras (miras) di tribun Stadion Kanjuruhan, Malang menuai polemik. Belakangan diketahui, botol-botol tersebut berisi obat untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Salah satu Aremania, Anwar menyampaikan, pihaknya akan melawan. Perlawanan ini dengan bekerja keras untuk menuntut keadilan dan mencari fakta sebenarnya atas tragedi yang merenggut 132 korban jiwa ini.
"Kami akan terus melawan dengan bekerja keras menuntut keadilan bagi korban kekerasan dan pelanggaran HAM penembakan gas air mata ke tribun penonton yang memicu tewasnya masyarakat penonton bola," tegas Anwar kepada detikJatim, Jumat (14/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar menambahkan, dengan terkuaknya puluhan botol bukan berisi miras ini menunjukkan adanya upaya pembohongan publik. Dikatakan Anwar, hal ini merupakan salah satu bentuk framing yang dilakukan saat pengusutan Tragedi Kanjuruhan.
"Ya silakan mau framing sebanyak-banyaknya kepada Aremania, monggo para aktor-aktor intelektual bekerja tanpa hati nurani soal tragedi kemanusiaan ini," terang Anwar.
Sementara Aremania lainnya Ambon Fanda meminta polisi lebih hati-hati dalam memberikan pernyataan agar tak menimbulkan opini publik.
Ambon menyayangkan temuan terbaru jika temuan 46 botol ini merupakan obat PMK. Ambon menilai petugas kepolisian kurang berhati-hati saat memberikan pernyataan.
"Pihak kepolisian itu harus menelusuri lebih detail dulu baru membuat statement. Itu kan membuat opini publik amburadul. Harus berhati-hati saat membuat statement," sesalnya.
(hil/fat)