Pengakuan itu ia sampaikan kepada Ketua DPD PSI Kabupaten Malang Yosea Suryo Widodo beberapa waktu lalu, saat Yosea berupaya melakukan klarifikasi melalui panggilan telepon.
Yosea mengatakan bahwa Suprapti sebenarnya mengirimkan voice note atau rekaman suara itu di salah satu grup Whatsapp komunitas yang dimiliki. Alasan mengirim voice note itu karena ada salah satu anggota grup yang menanyakan situasi di Stadion Kanjuruhan saat 1 Oktober 2022.
"Jadi ada salah satu anggota di grup WhatsApp itu yang tanya kondisi di Stadion Kanjuruhan. Sama beliau disampaikan sesuai apa yang dia lihat," ujar Yosea saat ditemui detikJatim di kantor PSI Kota Malang, kamis (13/10/2022).
Menurut Suprapti kepada Yosea bahwa voice note itu hanya dikirim pada satu grup saja. Dirinya tidak tahu jika ternyata voice note itu disebar oleh salah satu anggota grup. Sampai saat ini pelaku yang menyebarkan voice note itu pun belum diketahui.
"Beliau tidak bermaksud membuat heboh, termasuk kejadian yang viral itu. Voice note yang sudah beredar itu rekaman di grup WhatsApp. Terkait siapa yang menyebarkan, beliau masih mencari informasinya. Yang pasti ya, orang dalam grup itu," kata Yosea.
Ia menyampaikan, Suprapti juga sempat syok setelah mengetahui jika voice note yang dikirim dalam grup itu viral. Seperti diketahui, Suprapti juga sempat meminta maaf kepada keluarga salah satu korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang sempat dicatut namanya dalam voice note itu.
"Beliau masih syok saat ini. Saat beliau komunikasi dengan saya juga sambil menangis. Dia kan kecewa karena orang-orang ada yang menyangkutkan hingga dengan partainya," ujarnya.
(dpe/iwd)