Hari memaparkan, Kepala Desa setempat hari ini sudah berangkat melakukan penjemputan ke Kanjuruhan. Namun, belum tahu nanti Rusdi akan tinggal bersama siapa.
"Kades Sudarman, sudah berangkat hari ini bersama pamannya ke Kanjuruhan. Belum tahu nanti ia akan tinggal bersama siapa. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinsos tentang hal ini. Apa nanti tinggal di rumah singgah milik Dinsos atau bagaimana. Itu masih akan dilakukan rembuk dengan keluarga juga," kata Hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Rusdi memilih menetap di kawasan Stadion Kanjuruhan untuk menunggu tiga temannya kembali. Padahal, tiga temannya telah meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan. Dia pun kerap tidur dengan berpindah-pindah tempat.
Salah satu penjual kopi di Stadion Kanjuruhan, Bu Tin (59) menceritakan, selamadi Kanjuruhan, Rusdi lebih banyak berkeliling dan tidur di sembarang tempat. Terkadang, Rusdi tidur di depan pintu utama stadion atau di sekitar patung kepala singa.
Bu Tin menambahkan, Rusdi pernah bercerita dengannya jika ia menonton laga Arema FC vs Persebaya bersama tiga temannya. Namun, ketiganya kini sudah meninggal dunia.
"Sama saya dia ini ngomong datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. Satu orang cewek, dua orang laki-laki. Tinggal dia sendiri," kata Bu Tin.
Bu Tin mengaku, Rusdi memiliki kebiasaan datang ke tempatnya jika memerlukan ke kamar mandi. Dia sempat berbincang saat itu. Namun, Rusdi menyatakan tak mau pulang karena menunggu ketiga temannya telah meninggal.
"Kalau mau buang air besar ke sini. Saya tanya, nggak pulang? Jawabnya nggak mau pulang, masih merasa dia bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu," ungkap Bu Tin.
Saat ditemui detikJatim di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang, pandangan mata Rusdi kosong. Ia hanya melamun saat diajak berbicara. Sudah hampir dua pekan berlalu, Rusdi masih setia menanti kedatangan 3 temannya yang sudah tiada.
(hil/fat)