Cerita di Balik Aremania Probolinggo Tak Pulang Tunggu 3 Temannya Tiada

Cerita di Balik Aremania Probolinggo Tak Pulang Tunggu 3 Temannya Tiada

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 13 Okt 2022 19:47 WIB
Rusdi, Aremania Probolinggo yang tetap bertahan menunggu 3 temannya yang meninggal di Stadion Kanjuruhan
Rusdi saat ditemui di kawasan Stadion Kanjuruhan Malang dan memilih menghindar (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Kisah Aremania asal Probolinggo, Rusdi (17) mencipta haru. Bagaimana tidak, Rusdi disebut sosok yang setia kawan. Ia hampir 2 pekan tak pulang karena menunggu 3 temannya yang sudah tiada saat Tragedi Kanjuruhan.

Namun ternyata di balik kisah Rusdi, terungkap fakta sebenarnya. Awalnya, muncul kabar jika Rusdi merupakan seorang penipu hingga pencuri yang kerap membuat onar di desanya. Kabar itu viral di medsos.

"Mohon maaf, berita anak Probolinggo bernama Rusydi.yg gak pulang2 itu bohong. Dia penipu mengatasnamakan Arema .. Saya punya Bukti. Ini bukti sebagian. Dan dia pencuri saya punya kontak wa korban dr Rusydi Probolinggo," tulis salah satu akun Facebook yang dilihat detikJatim di Surabaya, Kamis (13/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikJatim pun mencari informasi soal Rusdi. Rupanya, remaja ini merupakan warga Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.

Menurut Camat Krucil, Hari Pribadi, Rusdi tidak pulang ke rumah karena takut kepada keluarga dan tetangga. Remaja ini disebut sering membuat onar di desanya.

ADVERTISEMENT

Rusdi diketahui seorang yatim piatu. Selama ini, dia tinggal bersama pamannya. Hari ini rencananya, dia dijemput kepala desa bersama pamannya di Stadion Kanjuruhan.

"Dia takut mau pulang ke rumahnya pascatragedi Kanjuruhan, Rusdi tidak dihendaki oleh keluarga dan para tetangganya," ujar Hari.

Hari menduga, Rusdi memilih tetap di Stadion Kanjuruhan karena dia takut pada keluarga dan tetangga. Penyebabnya, remaja itu sering bikin kerusuhan atau keributan di desanya.

"Informasi dari warga desa kalau Rusdi itu nakal, sering mabuk-mabukan. Dia sering melakukan aksi pencurian juga di desanya. Jadi itulah penyebab dia takut untuk pulang," tambah Hari.

"Kemungkinan takut mau pulang, karena ada masalah di desanya," tegas Hari.

Hari ini, Rusdi dijemput untuk pulang ke rumahnya. Hari menyebut, yang melakukan penjemputan yakni dari pemerintah desa, pihak kepolisian dan pamannya. Sementara kakaknya masih berada di luar kota."Tapi sampai mana saya belum mendapat info," jelas Hari.

Rusdi sempat menceritakan kisahnya ke pedagang di Kanjuruhan. Baca halaman selanjutnya!

Hari memaparkan, Kepala Desa setempat hari ini sudah berangkat melakukan penjemputan ke Kanjuruhan. Namun, belum tahu nanti Rusdi akan tinggal bersama siapa.

"Kades Sudarman, sudah berangkat hari ini bersama pamannya ke Kanjuruhan. Belum tahu nanti ia akan tinggal bersama siapa. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinsos tentang hal ini. Apa nanti tinggal di rumah singgah milik Dinsos atau bagaimana. Itu masih akan dilakukan rembuk dengan keluarga juga," kata Hari.

Sebelumnya, Rusdi memilih menetap di kawasan Stadion Kanjuruhan untuk menunggu tiga temannya kembali. Padahal, tiga temannya telah meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan. Dia pun kerap tidur dengan berpindah-pindah tempat.

Salah satu penjual kopi di Stadion Kanjuruhan, Bu Tin (59) menceritakan, selamadi Kanjuruhan, Rusdi lebih banyak berkeliling dan tidur di sembarang tempat. Terkadang, Rusdi tidur di depan pintu utama stadion atau di sekitar patung kepala singa.

Bu Tin menambahkan, Rusdi pernah bercerita dengannya jika ia menonton laga Arema FC vs Persebaya bersama tiga temannya. Namun, ketiganya kini sudah meninggal dunia.

"Sama saya dia ini ngomong datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. Satu orang cewek, dua orang laki-laki. Tinggal dia sendiri," kata Bu Tin.

Bu Tin mengaku, Rusdi memiliki kebiasaan datang ke tempatnya jika memerlukan ke kamar mandi. Dia sempat berbincang saat itu. Namun, Rusdi menyatakan tak mau pulang karena menunggu ketiga temannya telah meninggal.

"Kalau mau buang air besar ke sini. Saya tanya, nggak pulang? Jawabnya nggak mau pulang, masih merasa dia bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu," ungkap Bu Tin.

Saat ditemui detikJatim di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang, pandangan mata Rusdi kosong. Ia hanya melamun saat diajak berbicara. Sudah hampir dua pekan berlalu, Rusdi masih setia menanti kedatangan 3 temannya yang sudah tiada.



Hide Ads