Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) menyimpulkan, gas air mata menjadi pemicu kericuhan penonton hingga menimbulkan ratusan orang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan setlah laga Arema FC vs Persebaya. Kesimpulan itu diperkuat dengan fakta-fakta yang ditemukan.
Berdasar temuan itu, KontraS mendesak pihak kepolisian untuk transparan dan menunjukkan fakta-fakta yang ada. Salah satunya dengan membeberkan informasi terkait jenis gas air mata yang digunakan di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu.
"KontraS mendesak agar kepolisian segera mengeluarkan informasi menyangkut jenis senjata gas air mata (yang digunakan saat) itu apa saja," ujar Sekjen Federasi KontraS Andy Irfan saat diwawancarai awak media, Kamis (13/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan bahwa keterbukaan informasi tentang gas air mata yang digunakan petugas kepolisian saat Tragedi Kanjuruhan itu sangat diperlukan. Tujuannya agar publik tahu apakah gas air mata yang ditembakkan ke penonton itu memang untuk pengendalian massa atau bukan.
"Kan ada beberapa jenis gas air mata, ada yang dipakai untuk mengendalikan massa dan ada yang digunakan untuk pertempuran," kata Andy.
Sejauh ini KontraS bekerjasama dengan Tim Gabungan Aremania dan beberapa pihak lain mendapat beberapa temuan selongsong gas air mata dengan warna yang berbeda-beda. Selain itu, beberapa selongsong juga menunjukkan bahwa gas air mata tersebut sudah kedaluwarsa.
"Sejumlah selongsong peluru kita temukan, sebagian ada data selongsongnya dan sebagian tidak. Yang kita temukan itu ada warna hijau dan kuning. Beberapa waktu lalu juga sudah kita serahkan ke TGIPF satu, sisanya sekitar 5 atau 6 belum," terangnya.
Andy secara tegas meyampaikan bahwa ketika petugas kepolisian menyimpulkan penyebab kematian ratusan orang dalam Tragedi Kanjuruhan bukan karena gas air mata, maka pihaknya menantang kepolisian untuk membeberkan informasi kepada publik.
"Kita menantang dia (kepolisian) untuk menginformasikan kepada publik apa saja jenis senjata gas air mata yang pada saat itu dipakai dan apa alasan mempersenjatai brimob dengan gas air mata (ketika melakukan pengamanan pertandingan)," tandasnya.
(hil/dte)