PSI Kabupaten Malang telah mengakui bahwa suara penjual dawet yang bikin geger setelah Tragedi Kanjuruhan adalah merupakan suara dari kadernya. Adalah Suprapti Fauzie, sosok di balik wanita penjual dawet tersebut. Meski berstatus sebagai kader, Suprapti tidak duduk di struktural pengurus.
"Jadi untuk kepengurusan sendiri, saya sebagai kepengurusan yang baru 2021 Bu Prapti itu sudah tidak ada di sana. Tidak tercantum dalam kepengurusan, baik DPD atau DPC-nya," ujar Ketua DPD PSI Malang Yosea Suryo Widodo kepada detikJatim, Rabu (12/10/2022).
Yosea pun menegaskan bahwa saat ini status Suprapti dalam keanggotaan PSI adalah anggota biasa atau lebih kepada simpatisan PSI di Kabupaten Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mungkin sebatas simpatisan atau anggota saja. Tepatnya beliau ini merupakan relawan salah satu caleg pada 2019 lalu," ujar Yosea.
Yosea pun mengaku sudah mengklarifikasi tentang suara penjual dawet yang menuding Aremania mabuk dan viral di medsos kepada Suprapti.
"Jadi tentang voice note yang beredar itu, sebenarnya saya sudah dapat share mulai dari awal viralnya itu. Nah, kami tidak tahu kalau itu bu Prapti. Baru seminggu kemarin setelah beberapa teman menanyakan ke saya tentang flyer yang beredar, di situ disebutkan sebagai kader PSI akhirnya saya mencari. Saya menghubungi Bu Praptinya langusng, apa betul voice note itu dari Bu Prapti," katanya.
Yosea mengatakan bahwa dirinya telah mendapatkan pengakuan dari yang bersangkutan bahwa suara yang viral itu memang merupakan suara Suprapti Fauzie.
"Nah, dari keterangan Bu Praptinya sendiri membenarkan bahwa itu suaranya Bu Prapti. Tapi beliaunya menyampaikan tidak bermaksud untuk membuat viral atau menyebarkan berita yang tidak benar," katanya.
Dalihnya, Suprapti sendiri tidak mengetahui bahwa suara yang menurutnya disampaikan dalam voice note itu ternyata disebar ke medsos hingga viral.
"Yang terjadi setelah kejadian itu, mungkin Bu Praptinya sendiri tidak melihat secara jelas, ya. Secara lengkap. Sedangkan suara itu tidak dia sangka menjadi viral dan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri," ujarnya.
Viral video permintaan maaf penjual dawet. Baca di halaman selanjutnya.
Sebelumnya, suara wanita penjual dawet sempat viral usai Tragedi Kanjuruhan. Dia mengaku mengetahui langsung kejadian tersebut. Dia bahkan menyebut banyak Aremania yang mabuk saat Tragedi Kanjuruhan pecah.
"Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh. Yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol. Saya, yang saya tolong itu, ternyata Masnawi itu, juga pemabuk. Itu (Masnawi) temannya Wenda. Wenda itu koncoku juga," demikian narasi perempuan tersebut.
Belakangan, kesaksian itu ternyata hanya dibuat-buat oleh Suprapti. Suprapti lantas meminta maaf kepada Masnawi atau akrab disapa Nawi, salah seorang keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Nawi merupakan dirigen Curva Nord Arema. Di suara yang viral, wanita itu menyebutkan bahwa ia sempat menolong Nawi dan menyebutnya merupakan seorang pemabuk.
Akhirnya, wanita tersebut menyampaikan penyesalannya. Suprapti bersimpuh minta maaf dan menangis ke keluarga Nawi.
"Saya pribadi memohon maaf. Saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum. Demi Allah saya tidak ada maksud apa-apa . Saya mohon maaf dengan sangat, tidak ada maksud untuk mencemarkan nama baik mas Nawi," katanya.
Momen tersebut diunggah oleh akun Twitter @AremaniaCulture. Akun tersebut telah mempersilakan detikJatim untuk mengutip twitnya.
"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord. Penjual dawet PNS ya?" tulis akun tersebut.