7 Fakta Mahasiswi Widyagama Mata-Wajah Merah Kena Gas Air Mata Kedaluwarsa

7 Fakta Mahasiswi Widyagama Mata-Wajah Merah Kena Gas Air Mata Kedaluwarsa

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 12 Okt 2022 11:33 WIB
Kevia Naswa korban luka kanjuruhan malang
Mata Kevia masih memerah imbas gas air mata kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 korban sudah 12 hari berlalu. Namun, mata Kevia Naswa (18), mahasiswi Widyagama, Malang masih memerah. Ia menjadi korban gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan saat tragedi pecah pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Kevia tak menyangka kedatangannya ke Stadion Kanjuruhan kala itu menjadi petaka. Rencananya mencari hiburan dengan teman berujung terkena gas air mata hingga matanya memerah. Berikut sejumlah fakta kejadian ini:

1. Kevia Berada di Tribun 14

Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2002, mencipta trauma cukup mendalam pada Kevia. Masih teringat dalam ingatannya bagaimana dirinya berlarian berusaha menghindari gas air mata yang ditembakkan di tribun 12 dan 13.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, dia berada di tribun 14, namun asapnya menyebar hingga tempat dirinya duduk. Saat itu usai pertandingan, banyak suporter yang turun ke lapangan yang menjadi pemicu gas air mata ditembakkan.

Kevia pun menceritakan detik-detik peristiwa ini. "Saya lihat ada tembakan gas air mata di tribun 12 dan 13. Kan jelas asapnya kena angin ke tribun 14 juga. Meski jarak gas air mata sama saya jauh, tapi rasa perih dan sesak napas juga saya rasakan," ujar Kevia, Selasa (11/10/2022).

ADVERTISEMENT

2. Sempat Terjatuh Akibat Berdesakan

Setelah itu, dirinya bersama satu temannya berupaya menyelamatkan diri melewati pintu 13. Tapi karena terlihat penuh sesak, Kevia memilih keluar melalui pintu 14.

"Pas jalan ke pintu 14 itu crowded dan akhirnya berhasil keluar sama satu temen saya dari samping kamar mandi itu. Kan di situ ada kamar mandi, aku sempet jatuh ke samping," tambahnya.

3. Dibawa ke Rumah Sakit dan Dapat Oksigen

Kevia mengaku ada beberapa orang yang membantunya dan mengantar ke RSUD Kanjuruhan untuk mendapatkan perawatan. "Dapet bantuan oksigen cuman sebentar waktu itu," singkatnya.

Tak berselang lama, dirinya diantar pulang ke tempat tinggalnya. "Saya dianter pulang sama orang yang nggak saya kenal. Ada 4 orang naik motor. Jam 02.00 WIB sampai rumah," kata Kevia.

Kevia mengaku sempat tak bisa melihat. Baca di halaman selanjutnya!

4. Sempat Tak Bisa Lihat

Perempuan yang tinggal di Perum New Puri Kartika Sari, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, itu mengaku matanya terus memerah sejak peristiwa kelam Sabtu (1/10) malam.

Remaja yang mengambil jurusan keperawatan semester I ini mengaku matanya perih sejak terkena efek gas air mata yang disebut kedaluwarsa. Bahkan saat itu, dirinya sempat tidak mampu melihat apapun. Meski sempat khawatir mengalami kebutaan, namun dirinya bersyukur akhirnya melihat dunia lagi.

5. Kevia Merasakan Sesak

Meski matanya masih memerah, dirinya berharap matanya kembali normal seperti sediakala. Selain matanya masih memerah, dirinya sempat sesak nafas berhari-hari dan pusing karena menghirup gas air mata.

"Mata memerah dan perih, nggak bisa lihat itu 3 harian. Trus dibarengi sesak nafas dan pusing berhari-hari. Sekarang normal," kata Kevia.

6. Wajahnya Bintik-bintik

Akibat kejadian tersebut, mata Kevia perih sejak terkena efek gas air mata yang disebut kedaluwarsa. Selain mata dan dadanya, efek lain gas air mata itu muncul bintik-bintik kayak flek di wajahnya. Saat itu wajahnya terasa panas dan perih.

"Bintik-bintik di wajah itu kayak pasir muncul selama 3 hari, setelah itu hilang," tandasnya.

7. Jari Tangan Tak Bisa Digerakkan

Tak hanya mata memerah, Kevia mengaku merasakan sesak napas dan wajah panas serta perih. Lalu, kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan. Jari tangan dan kaki kanannya masih diperban dan jalan masih pakai kruk.

Karena trauma yang dialami, tiga jari Kevia di bagian tangan kanan masih sulit digerakkan. Keluarga korban pun berencana untuk membawanya ke fisioterapi.

Ibunda Kevia, Triwah Kus mengatakan hendak membawa anaknya ke fisioterapi agar tiga jarinya bisa bergerak lagi.

"Kalau kata dokter trauma katanya (Jarinya sulit digerakkan). Cuman ini nanti mau saya bawa ke fisioterapi karena takutnya berlarut-larut nggak bisa sekolah. Untuk pusing, sesek nggak. Tinggal tangan sama kaki," paparnya.

Sebelumnya, Triwah mengaku pertama mengetahui anaknya menjadi korban Tragedi Kanjuruhan setelah ditelepon seseorang yang tidak dikenalnya. Saat itu, orang tersebut memberitahukan bahwa anaknya dirawat di Rumah Sakit (RS).

"Tapi nggak dikasih tahu secara spesifik di RS mana. Akhirnya suami saya suruh nyariin ke dua RS di Kepanjen dan alhamdullilah tiba-tiba anak saya pulang dianter orang yang nggak dikenal itu," terangnya.



Hide Ads