Ada Korban Tragedi Kanjuruhan yang Urung Bercita-cita Jadi Pemain Bola

Ada Korban Tragedi Kanjuruhan yang Urung Bercita-cita Jadi Pemain Bola

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 11 Okt 2022 04:00 WIB
Ketua LPAI Kak Seto di RSSA Malang
Ketua LPAI Kak Seto di RSSA Malang/(Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi telah bertemu dengan sejumlah korban Tragedi Kanjuruhan yang sedang dirawat di RSSA Malang. Ia mengaku sempat menemukan salah satu anak yang jadi korban mengalami trauma.

"Tadi ada anak cita-citanya mau jadi pemain bola. Namun tiba-tiba si anak tidak lagi berminat jadi pemain bola. Jadi mungkin ini ada suatu pengalaman-pengalaman negatif, bukan pada sepakbolanya, tetapi pada peristiwanya saat ini," ujar Seto, Senin (10/10/2022).

Melihat itu Seto mengatakan bahwa kondisi psikologis korban tragedi yang telah memakan korban hingga ratusan jiwa itu perlu menjadi perhatian penting. Terutama untuk anak-anak yang menjadi korban saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sebagai orang dewasa bisa membayangkan bagaimana dahsyatnya dan situasi kepanikan saat malam hari dan lain sebagainya. Sehingga, kondisi psikologis anak perlu dipulihkan agar mereka bisa sehat dan aktif kembali," kata dia.

Seto dalam kesempatan itu sempat memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah yang telah bergerak cepat melakukan penanganan kepada korban. Tak hanya itu, Tim Medis yang diklaim telah bertindak profesional menangani korban juga mendapatkan apresiasi dari Seto.

ADVERTISEMENT

"Meski telah mendapatkan penanganan baik tetap perlu dukungan dari keluarga untuk memberikan perhatian penting. Selain itu, jangan sampai ada tekanan maupun kata atau kalimat yang menyudutkan sang anak. Tetapi, semuanya harus dibesarkan hatinya," terangnya.

Pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan kondisi psikologis korban Tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSSA Malang. Karena ditakutkan, jika kondisi psikologis terpengaruh Tragedi Kanjuruhan akan berdampak hingga ke depan.

"Tentu kami akan terus memantau, karena hal ini (psikis dan trauma) seperti luka yang kalau tidak diobati akan berdampak jangka panjang. Sehingga, kalau tidak diberikan pendampingan psikologis, bisa sampai terbawa hingga usia dewasa," tandasnya.




(dpe/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads