Korban Luka Tragedi Kanjuruhan Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Korban Luka Tragedi Kanjuruhan Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 20:03 WIB
Korban selamat Tragedi Kanjuruhan Raffi Atha Dziaulhamdi (14) matanya memerah usai terkena tembakan gas air mata polisi.
Raffi korban tembakan gas air mata (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Raffi Atha Dziaulhamdi (14) merupakan salah satu korban selamat dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Namun pelajar SMPN 2 Kota Malang itu matanya memerah setelah terkena gas air mata dan belum pulih hingga saat ini.

Lebih mirisnya lagi, Raffi sampai saat ini, Raffi diketahui belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Sedangkan pemberian bantuan ahli waris dari keluarga korban yang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan sudah mulai bergulir.

"Sampai saat ini belum ada bantuan," ungkap orang tua Raffi, Sutrisno (45) saat ditanya detikJatim, Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutrisno menambahkan bahwa bukan hanya anaknya saja yang belum mendapat bantuan dari pemerintah. Tetapi juga banyak korban-korban Tragedi Kanjuruhan yang belum tersentuh bantuan.

"Karena bukan anak saya saja, bagi korban-korban yang seperti anak saya kan banyak. Jadi mohon diperhatikan juga. Karena pemulihan butuh proses beberapa hari, beberapa minggu," kata dia.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, mata Raffi Atha Dziaulhamdi memerah setelah mengalami iritasi akibat terkena gas air mata. Kejadian bermula saat dirinya menonton laga Arema FC kontra Persebaya.

Ia menonton di tribun 10 bersama dengan saudara dan temannya. Pertandingan tersebut berjalan lancar hingga akhir laga. Raffi melihat beberapa suporter turun ke lapangan.

Raffi pun turun menuju tribun berdiri, tapi saat di tengah jalan gas air mata ditembakkan dan kepulan asap memenuhi sekitarnya.

Ia mencoba untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di tribun 12. Tapi karena berdesak-desakan si Raffi kesulitan bernafas dan akhirnya pingsan selama kurang lebih 2 jam. Ketika sadar dirinya sudah berada di tribun bagian bawah.

"Saat bangun itu mata saya langsung merah. Di dalem mata kayak sakit dan sesak nafas. Temen-temen bawa saya ke Rumah Sakit Teja Husada sekitar pukul 00.30 WIB. Tapi lama gak dapet penanganan akhirnya pulang dan pukul 02.00 WIB sudah sampai rumah," tandasnya.




(abq/fat)


Hide Ads