Pakar ITS soal Gas Air Mata Kedaluwarsa: Bisa Saja Makin Mematikan

Pakar ITS soal Gas Air Mata Kedaluwarsa: Bisa Saja Makin Mematikan

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 23:25 WIB
4 Hal Tentang Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
Gas air mata di Stadion Kanjuruhan/(Foto: DW News)
Surabaya -

Polri mengakui adanya gas air mata kedaluwarsa saat Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10). Ada yang batas kedaluwarsa 2021 tetap ditembakkan ke arah suporter. Polri pun mengklaim gas air mata yang kedaluwarsa kemampuannya pasti menurun.

Kepala Departemen Kimia Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Fredy Kurniawan mengatakan, belum tentu kemampuan gas air mata menurun bila sudah kedaluwarsa. Ada dua kemungkinan yang terjadi.

"Mungkin bisa menurun membuat iritasi, tapi bisa semakin mematikan. Kita tidak tahu berubah jadi apa senyawanya," ujar Prof Fredy saat dihubungi detikJatim, Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana dengan mayat korban Kanjuruhan yang membiru? Prof Fredy tidak bisa memastikan apakah hal itu karena gas air mata yang kedaluwarsa atau karena sebab lainnya.

"Kalau biru-biru perlu dicek dulu. Bisa karena keracunan, bisa karena lebam kena gebuk. Kelihatannya keracunan karena menghirup zat kimia terlalu banyak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, gas air mata meskipun kedaluwarsa atau tidak tetap saja berbahaya bagi manusia yang terpapar. Karena itu menurutnya, zat yang ada di dalam gas air mata itu berisi bahan kimia berbahaya.

"Semua gas air mata berbahaya. Makanya dilarang untuk perang. Ada perjanjiannya," ujarnya.

Pakar Kimia ITS menyampaikan, belum tentu gas air mata yang kedaluwarsa kemampuannya menurun. Sebaliknya, bisa saja semakin mematikan.




(dpe/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads