7 Fakta Pilu Aremania Matanya Memerah gegara Gas Air Mata

7 Fakta Pilu Aremania Matanya Memerah gegara Gas Air Mata

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 09:44 WIB
Korban selamat Tragedi Kanjuruhan Raffi Atha Dziaulhamdi (14) matanya memerah usai terkena tembakan gas air mata polisi.
Mata aremania memerah imbas tembakan air mata (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Nasib malang dialami seorang Aremania, Raffi Atha Dziaulhamdi (14). Kendati selamat dari Tragedi Kanjuruhan, namun pelajar SMPN 2 Kota Malang itu matanya memerah akibat tembakan gas air mata. Nahasnya, sudah lebih dari sepekan berlalu, mata Raffi masih memerah hingga saat ini.

Raffi mengaku pada laga Arema FC kontra Persebaya saat itu duduk di tribun 10 atau di selatan. Ia menonton bersama dengan saudara dan teman-temannya pada Sabtu tanggal 1 Oktober 2022.

detikJatim menghimpun sederet fakta soal insiden ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Raffi Ditembak Gas Air Mata Saat Turun ke Lapangan

Selama jalannya pertandingan, dia menyebut semuanya berjalan lancar. Namun seusai laga ia memang mengakui ada beberapa suporter yang turun ke lapangan. Ia pun mengakui sempat turun dari tribun.

Saat berjalan di lapangan itulah, ia kemudian ditembak gas air mata. Saat di tembak gas itu, dia tepat berada di kepulan asap putih yang keluar.

ADVERTISEMENT

"Kemudian peluit tanda berakhirnya babak kedua dibunyikan. Sekitar 15 menit setelahnya saya turun ke tribun berdiri. Pas jalan, dari aparat menembakkan gas air mata dan saya di kepulan asap itu," ujar Raffi saat ditemui detikJatim di rumahnya Jalan Prof Moh Yamin Kelurahan Sukoharjo, Klojen, Kota Malang, Minggu (9/10/2022).

2. Pingsan-Matanya Memerah

Raffi pun kemudian mencoba untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di tribun 12. Tapi karena berdesak-desakan, Raffi kesulitan bernapas dan akhirnya pingsan selama kurang lebih 2 jam. Saat sadar, dirinya sudah berada di tribun bagian bawah.

"Saat bangun itu mata saya langsung merah. Di dalam mata, kayak sakit, perih dan sesak nafas," kata dia.

3. Sempat Dibawa ke RS

Setelah itu, jelas dia, teman-temannya membawa ke RS Teja Husada.

"Saya dibawa teman-teman saya ke Rumah Sakit Teja Husada sekitar pukul 00.30 WIB," kenangnya.

Pilu nasib Raffi tak bisa tebus obat. Baca di halaman selanjutnya!

4. Tak Bisa Tebus Obat

Nasib malang Raffi tak berhenti sampai di sini. Karena tak memiliki uang, orang tua Raffi tidak bisa menebus obat. Sutrisno (45), ayah Raffi mengungkapkan anaknya sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) pada Minggu (2/10/2022).

Saat itu, anaknya dibuatkan resep untuk membeli 5 jenis obat. Tapi keluarga Raffi memilih untuk tidak menebusnya karena 3 jenis obat tidak ada. Apalagi, dirinya tidak memiliki uang cukup dan harus berdebat dengan kasir apotek RSSA.

"Saya sempat disodori resep, saya bilang saya tidak mampu. Terus berdebat sama kasir apotik di RSAA, akhirnya saya tinggalkan apotik karena mata anak saya kesakitan," kenang Sutrisno menceritakan kesulitan mendapat obat ditemui detikJatim di rumahnya, Jalan Prof Moh Yamin Gang 2A Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Minggu (9/10/2022).

5. Disebut Dokter Kena Iritasi Gas Air Mata

Akhirnya, Sutrisno memutuskan Raffi dirujuk ke RS Hermina. Di rumah sakit ini, dokter menjelaskan mata anaknya bisa pulih tapi butuh waktu sekitar sebulan.

"Dari situ, dirujuk ke RS Hermina. Katanya sih mata merah ini karena iritasi terkena gas air mata. Mata merah ini bisa sembuh tapi butuh waktu sekitar 1 bulan atau bisa lebih," tambahnya.

6. Sempat Mengeluh Sakit

Meski mata Raffi merah, terang Sutrisno, namun kini sudah tidak merasakan sakit. Padahal sebelumnya, Raffi mengaku anaknya mengeluh saat akan dibuat tidur.

"Tapi kata Raffi matanya habis dipakai tidur sudah tidak sakit lagi sampai sekarang," tutur Sutrisno.

7. Khawatirnya Ortu Cari Kabar Raffi Saat Tragedi Kanjuruhan

Sutrisno sendiri mengaku bersyukur anaknya bisa selamat meski matanya merah. Sebab saat itu, ia memang merasa khawatir di Stadion Kanjuruhan ia mendengar kabar ada tembakan gas air mata dan memakan ratusan jiwa nyawa.

"Saya lihat di rumah itu langsung khawatir karena ada tembakan gas air mata. Saya terus cari info nomornya raffi coba saya hubungi tapi dia nggak bawak Handphone. Khawatir sekali, tapi bersyukur dia selamat," tandas Sutrisno.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads