Ratusan Warga Tabur Bunga-Doa Bersama di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan

Ratusan Warga Tabur Bunga-Doa Bersama di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 05 Okt 2022 21:43 WIB
warga berdoa di pintu 13 stadion kanjuruhan
Warga menggelar doa bersama di pintu 13 Stadion Kanjuruhan (Foto: Muhammad Aminudin)
Malang -

Ratusan warga menggelar doa bersama di depan pintu 13 stadion Kanjuruhan. Pintu 13 bisa disebut pintu maut karena banyak suporter meninggal di dekat pintu tersebut saat terjadi Tragedi Kanjuruhan.

Sebelum doa bersama, warga mengawali dengan tabur bunga depan pintu gerbang bercat biru itu. Awang, salah satu pedagang di ruko Kanjuruhan, mengatakan, pasca tragedi Kanjuruhan banyak masyarakat yang berdatangan ke stadion Kanjuruhan.

Ada dua tempat yang dituju yakni patung singa dan pintu 13. Mereka datang untuk menggelar tabur bunga serta doa bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

warga berdoa di pintu 13 stadion kanjuruhanWarga berdoa di pintu 13 Stadion Kanjuruhan (Foto: Muhammad Aminudin)

"Hampir setiap hari, pasca kejadian banyak warga datang untuk tabur bunga dan doa bersama. Ini dilakukan sampai tujuh hari," kata Awang ditemui di lapak usahanya, Rabu (5/10/2022).

Sementara Dirham (17), salah satu warga yang ikut doa bersama di pintu 13 menyatakan jika salah satu rekannya turut menjadi korban di antara 131 korban meninggal dunia dalam peristiwa memilukan itu.

ADVERTISEMENT

"Saya bersama teman-teman datang ke sini, ada satu teman yang meninggal. Ini kami doa bersama untuk almarhum dan semua korban yang meninggal dalam peristiwa itu," ujarnya terpisah.

Dirham sedikit menceritakan kejadian yang di alami ketika tragedi terjadi pada Sabtu (5/10/2022). Saat itu ia tidak menyangka aparat keamanan akan menembakan gas air mata ke arah tribun selatan, tempat pintu 13,12,11 berada.

"Saya tidak mengira kalau mau menembak ke atas (tribun). Saya kira mau nembak (gas air mata) ke bawah (settle ban). Ya akhirnya sama teman-teman berpencar (menyelamatkan diri)," tuturnya.

Dirham menjelaskan sebenarnya suporter yang turun ke lapangan saat itu sebenarnya ingin memeluk pemain, dan bertanya kenapa tim kebanggaannya bisa kalah.

"Saya pikir saat itu enggak rusuh, supporter ini ingin memeluk pemain. Mungkin aparatnya salah sangka," katanya.

Dirham berharap, agar peristiwa itu dapat diusut tuntas, dan ke depannya aparat keamanan bisa lebih berperikemanusiaan. Hal itu merujuk terhadap video yang banyak beredar di media sosial.

"Terus memiliki kemanusiaan lah sedikit. Di tribun kondusif kenapa ditembak gas air mata, di tribun gak ada yang ricuh, tahu-tahu ditembakin," pungkasnya.




(iwd/iwd)


Hide Ads