Anggota TNI Penendang Aremania Tetap Diproses Hukum Meski Sudah Minta Maaf

Anggota TNI Penendang Aremania Tetap Diproses Hukum Meski Sudah Minta Maaf

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 05 Okt 2022 16:49 WIB
Pangdam V Brawijaya saat temui suporter Aremania korban tendangan kungfu
Pangdam V/Brawijaya saat temui pelajar suporter Aremania korban tendangan kungfu. (Foto: Istimewa)
Malang -

Personel TNI yang melakukan tendangan 'kungfu' ke suporter Arema saat terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Sabtu (1/10) diproses hukum. Yang bersangkutan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan oleh Polisi Militer Kodam (Pomdam) V Brawijaya.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Kolonel Arm Kusdi membenarkan bahwa personel bersangkutan memang sudah meminta maaf secara langsung kepada korban di Malang. Dia didampingi oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.

Meski begitu, Kusdi mengatakan bahwa permintaan maaf itu tidak mengurangi proses hukum yang harus dijalani oleh personel bersangkutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul, kemarin didampingi langsung sama Pak Pangdam itu. Jadi orangnya yang nendang sekarang sudah diproses di Pomdam," ujar Kusdi kepada detikJatim, Rabu (5/10/2022).

Kusdi menjelaskan bahwa personel bersangkutan telah melakukan sebuah kesalahan. Ia menjelaskan bahwa tendangan seperti itu terhadap masyarakat sipil menyalahi prosedur yang seharusnya diterapkan oleh seluruh personel TNI.

ADVERTISEMENT

"Salah prosesdur itu. Kan tidak boleh seperti itu. Ya, kalau di polisi melanggar kode etik, kalau di TNI berarti itu tindakan pelanggaran disiplin. Harus diproses hukum, nanti yang bersangkutan bisa kena sanksi tunda pangkat," katanya.

Dalam keterangan tertulisnya, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto membenarkan bahwa dirinya PJU Kodam V/Brawijaya telah mendatangi rumah korban kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

Pangdam V/Brawijaya mengaturkan permohonan maaf kepada keluarga korban atas tindakan represif oleh oknum prajurit TNI AD saat pengamanan laga Arema FC VS Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.

"Kami sengaja datang menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami. Dan kami pastikan bahwa anggota kami sedang dalam proses pemeriksaan," ujar Nurchahyanto.

Rafi sapaan akrab Muhammad Hazemi Rafsanjani, adalah pelajar yang menjadi korban tendangan oleh oknum TNI AD. Pangdam juga telah memutuskan untuk mengajak Fari memeriksakan diri ke dokter.

"Kedua, saya ingin memastikan kondisi dek Rafi ini seperti apa. Besok saya minta dek Rafi periksa kesehatan ke RS Soepraoen. Meski saat ini kondisinya sehat dan ada rasa nyeri sedikit, tetap kami minta Dek Rafi memeriksakan di RS milik TNI AD," ujar Pangdam V/Brawijaya.

Pada kesempatan itu Pangdam V/Brawijaya juga memberikan bantuan pengobatan gratis terhadap ayah Rafi yang saat ini sedang mengalami penyempitan saraf. Pangdam V Brawijaya berharap insiden Kanjuruhan tidak terulang kembali.

Video permintaan maaf TNI penendang suporter viral di Twitter. Baca di halaman selanjutnya.

Beredar video di Twitter, 2 orang berseragam TNI menemui korban tendangan 'kungfu'. Mereka berbincang dengan keluarga dan seorang pemuda yang diduga suporter korban tendangan anggota TNI.

Tampak salah satu di antaranya menjelaskan bahwa kepada anak buahnya ia putar video tendangan 'kungfu' itu dan langsung menanyakan siapa yang melakukan. "Saya tanya siapa pelakunya, ternyata dengan kesatria dia ini mengaku," ujarnya.

Video viral permintaan maaf kepada korban itu dibenarkan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya Mayor Kusdi. Ditegaskan pula yang ada di video itu adalah Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto.

Di dalam video yang beredar di Twitter itu, Pangdam V Brawijaya sempat menyampaikan kepada keluarga dan korban tendangan itu bahwa si pelaku penendangan itu sebenarnya sudah mengakui perbuatannya.

"Kemarin dia nyari-nyari sebenarnya, mau minta maaf," ujar Pangdam di video.

"Nggih, kulo pengen ketemu kalih panjenengan. Kulo khilaf, pangapunten (Iya, saya ingin ketemu Anda. Saya khilaf, maaf)" tambah personel pelaku penendangan.

Sementara keluarga korban menimpali permintaan maaf Pangdam dan personel TNI pelaku penendangan terhadap anaknya tersebut.

"Umpama larene salah ngoten kulo mboten nopo'o. Larene ngerusak nopo ngerusuhi, saestu kulo mboten masalah. Tapi posisine nggih ngoten iku, larene tiange mboten lapo-lapo (Kalau seumpama anaknya salah saya tidak masalah. Kalau Merusak atau berbuat rusuh, sungguh saya tidak masalah. Tapi posisinya anak saya enggak ngapa-ngapain, pak)," ujar ibu suporter korban 'kungfu' itu.

Halaman 2 dari 2
(dpe/dte)


Hide Ads