Salah satu suporter Arema asal Gresik selamat dari Tragedi Kanjuruhan. Aremania bernama Muhammad Revo Septiyan itu mengalami patah kaki sebelah kiri setelah berusaha menyelamatkan seorang balita berusia 4 tahun.
Setelah Tragedi Kanjuruhan, Revo mengaku trauma melihat pertandingan sepak bola di stadion. Namun, kecintaannya terhadap sepak bola tidak akan pernah hilang. Ke depan dia akan melihat bola dari layar kaca.
"Kalau lihat bola tetap, tapi lihat dari televisi. Kalau harus ke stadion saya sudah trauma. Cari aman saja," kata Revo kepada detikJatim, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revo juga berpesan kepada para suporter lainnya selalu menerima kekalahan tim kebanggan. Jika memang ingin melampiaskan, cukup dengan teriakan tanpa membuat kerusuhan yang bisa memancing tindakan anarkistis.
"Jangan sampai mengungkapkan kekecewaan itu secara berlebihan. Cukup seawajarnya saja dengan bernyanyi di tribun. Agar tidak ada salah paham antara suporter dengan aparat keamanan," tutup Revo.
Sebelumnya, 131 suporter Aremania menjadi korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Selain dari Kota Malang, beberapa Aremania dari berbagai kota lainnya juga menjadi korban.
Salah satunya, Muhammad Revo Septiyan (19) warga Desa Suci, Manyar Gresik. Ia bersama lima rekannya berangkat ke Stadion Kanjuruhan Malang untuk menyaksikan pertandingan tim kebanggannya.
Kaki kiri Revo patah. Saat kerusuhan pecah, Revo berusaha menyelamatkan balita berusia sekitar 4 tahun. Saat itu, kata ayah Revo, polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun 12.
(abq/fat)