Kisah Muhammad Revo Septiyan memang heroik dan mengundang simpati banyak orang. Kaki kiri suporter Arema asal Gresik itu patah setelah dirinya berjibaku menyelamatkan seorang balita berusia sekitar 4 tahun saat Tragedi Kanjuruhan. Setelah pulang dari rumah sakit (RS), Revo mengaku trauma.
Kepada detikJatim, Revo mengaku tak mau lagi datang ke stadion buntut Tragedi Kanjuruhan tersebut. Dia tetap mencintai sepak bola. Tapi, kecintaannya sebatas di layar kaca.
"Kalau lihat bola tetap, tapi kalau ke stadion saya sudah trauma," kata Revo, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal, ayah Revo menceritakan, anaknya mengalami patah tulang di bagian kaki sebelah kiri. Warga asal Desa Suci, Manyar, Gresik itu sempat dirawat di Rumah Sakit UNISMA, Malang.
Faisal mengatakan, anaknya patah tulang setelah berusaha menyelamatkan balita berusia sekitar 4 tahun di Tribun 12. Saat itu, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun.
Jadi pas polisi menembak gas air mata ke arah tribun, itu kan penonton panik ke arah pintu keluar. Pas saat itu anak saya melihat anak kecil berumur sekitar 4 atau 5 tahun itu terpisah dari orang tuanya, ia berusaha menyelamatkan dengan menggendong balita tersebut," kata Faisal.
Saat menyelamatkan balita itu, lanjut Faisal, banyaknya penonton yang berlari menuju pintu keluar. Revo sempat terjatuh bersama balita tersebut. Revo lalu terinjak-injak penonton lainnya.
"Saat terjatuh itu, balita itu lepas. Pas anak saya mau selamatkan balita itu, kakinya sudah nggak bisa bergerak karena keinjek banyak orang," kata Faisal.
Faisal tak tahu nasib balita yang sempat diselamatkan oleh putranya. Dia berharap yang terbaik untuk keselamatan balita yang terlepas dari pengawasan Revo.
"Semoga balita itu juga selamat," harapnya.
Kini Revo sudah pulang dari RS. Sementara, dia menginap di rumah kerabatnya di Malang. Operasinya berjalan lancar.
"Sudah pulang kemarin (Senin) malam, sekitar pukul 18.00 WIB. Ini masih nginap di rumah adik saya di daerah Jatimulyo, Lowokwaru," ujar Faisal.
(abq/dte)