TragediKanjuruhan menewaskan 125 orang. Dari 125 korban, 68 di antaranya merupakan warga Kabupaten Malang.
Hal itu disampaikan Bupati Malang Sanusi saat mengunjungi salah satu korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan di Desa Bulupitu, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
"Meninggal yang terdata 68 orang," kata Sanusi kepada wartawan, Senin (3/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya apakah ada korban anak-anak? Sanusi menegaskan tidak ada. Sesuai data, korban meninggal hanya ada remaja dan orang dewasa. Seperti yang ia kunjungi hari ini korban adalah pelajar Madrasah Tsanawiyah kelas 3.
"Anak-anak tidak ada, tadi SMP kelas 3 usianya 15 tahun Desa Bulupitu, sebelumnya Pakisaji," terang Sanusi.
Sanusi menjelaskan kehadirannya mengunjungi keluarga korban meninggal sebagai komitmen Pemkab Malang yang telah menyepakati bersama Pemprov Jawa Timur untuk memberikan santunan takziah terhadap keluarga korban.
"Pemkab Malang merealisasikan santunan yang telah disepakati bersama. Yakni Rp 10 juta, Bank Jatim Rp 5 juta dan Baznas Rp 5 juta. Jadi yang dibagikan per orang Rp 20 juta," tegas Sanusi.
Sanusi juga menyampaikan hasil investigasi akan disampaikan secara terbuka oleh Menko PMK sesuai dengan hasil rapat koordinasi yang digelar malam kemarin bersama Kapolri, Menpora, dan Menko PMK sendiri.
"Tadi malam rakor sama Pak Kapolri, Menpora, Gubernur dan Forkopimda, dimana menginginkan kasusnya terbuka dan transparan. Pak Menko PMK menyampaikan akan dibuka ke publik hasil investigasi," katanya.
Sanusi juga berharap, tragedi Kanjuruhan menjadi pelajaran dan yang terakhir. Pemkab Malang sendiri diakui belum menghitung dampak kerusakan. Karena fokus terhadap penanganan korban.
"Saya harap ini menjadi pelajaran dan yang terakhir untuk tragedi sepakbola yang menyebabkan korban 125 jiwa Terbesar tragedi sepakbola terjadi pascapelaksanaan pertandingan," pungkasnya.
(mua/iwd)