Korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan mencapai 130 orang. Proses identifikasi masih terus dilakukan karena berdasarkan keterangan dari Pemkab Malang ada sebagian suporter yang tidak membawa identitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo pada pukul 11.00 WIB menegaskan bahwa korban meninggal akibat kerusuhan pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya sebanyak 130 orang.
"Korban meninggal 130 orang," ujarnya ketika dihubungi detikJatim, Minggu (10/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara berkaitan identifikasi korban, Kadinkes Malang mengatakan bahwa proses identifikasi tersebut masih berlangsung. Masih ada sebanyak 25 jenazah korban yang belum teridentifikasi berada di 2 RS berbeda.
"Yang tidak ada identitas 25. Dari 25 itu ada 17 yang masih berada di RSUD (Kanjuruhan Malang) sedangkan sisanya di RSSA (Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang)," kata Wiyanto.
Sebelumnya, data Dinkes hingga pukul 06.30 WIB menyebutkan jumlah suporter yang meninggal versi Kadinkes Kabupaten Malang masih sebanyak 125 orang plus dua polisi atau total sebanyak 127 orang. Sedangkan korban yang dirawat dari sebelumnya 180 orang terdata 186 orang.
Sementara itu, pukul 09.33 WIB di Mapolres Malang Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa jenazah yang belum teridentifikasi di RSSA Malang sebanyak 18 orang. Korban lain menurutnya juga akan dikirim ke RSSA untuk proses identifikasi.
"Tadi yang sudah 18 orang di Rumah Sakit Syaiful Anwar. Tapi Pak Dirut menyebutkan rencananya masih ada pengiriman lagi korban yang belum teridentifikasi. Insyaallah kami semua bekerja keras berkoordinasi dengan seluruh stakeholder," ujarnya.
Detik-detik kerusuhan di Stadion Kanjuruhan sebabkan 130 orang meninggal. Baca di halaman selanjutnya.
Laga Arema FC vs Persebaya digelar pada Sabtu (1/10/2022) pukul 20.00 WIB. Usai laga terjadi kerusuhan yang menelan banyak korban jiwa.
Big match tersebut berakhir pada pukul 22.04 WIB.
Seperti pada laga-laga sebelumnya, usai laga, segenap pemain Arema berkumpul untuk menyapa Aremania di tribun. Satu menit berselang, skuad Arema menuju ke ruang ganti. Namun sejumlah suporter turun ke lapangan. Menurut Kapolda Jatim Nico Afinta, ada ribuan suporter yang turun ke lapangan.
"Kami juga ingin menyampaikan bahwa dari 40.000 penonton yang hadir kurang lebih, tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap di atas (tribun)," kata Nico," Sabtu (2/10/2022).
Pihak kepolisian mencoba mendorong suporter dari lapangan. Namun suporter yang turun malah lebih banyak.
Sehingga pada pukul 22.09 WIB, polisi menembakkan gas air mata. Awalnya, gas air mata hanya ditembakkan di area lapangan.
Namun setelah itu, polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun 11 dan 12. Gas air mata ditembakkan berulang kali.
Suporter di tribun panik. Mereka mulai bergerak menuju pintu keluar untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Karena berdesak-desakan, Sehingga banyak suporter terjatuh dan terinjak-injak. Banyak juga yang pingsan.
Mereka yang pingsan lalu dievakuasi oleh suporter lainnya ke luar stadion.
Sekitar pukul 22.30 WIB, tampak banyak suporter yang sudah terkapar. Ambulans datang silih berganti untuk mengangkut para korban ke sejumlah rumah sakit.
Dalam data terbaru yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo, korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 130 orang.
"Korban meninggal 130 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo ketika menjawab pertanyaan detikJatim pada Minggu (10/9/2022) pukul 10.40 WIB.
Sebanyak 130 orang meninggal dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Ada 25 korban yang belum teridentifikasi di 2 RS berbeda.












































