PWNU Jatim Ajak Warga Salat Gaib Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

PWNU Jatim Ajak Warga Salat Gaib Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

Faiq Azmi - detikJatim
Minggu, 02 Okt 2022 12:10 WIB
In this picture taken on October 1, 2022, a group of people carry a man after a football match between Arema FC and Persebaya Surabaya at Kanjuruhan stadium in Malang, East Java. - At least 127 people died at a football stadium in Indonesia late on October 1 when fans invaded the pitch and police responded with tear gas, triggering a stampede, officials said. (Photo by AFP) (Photo by STR/AFP via Getty Images)
Tragedi Kanjuruhan. (Foto: AFP via Getty Images/STR)
Surabaya -

Tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya menyebabkan 129 orang menjadi korban jiwa. PWNU Jatim berduka atas tragedi yang disebut terbesar dalam sejarah olahraga di Indonesia itu.

Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib menyebut tragedi Kanjuruhan adalah salah satu bencana sepak bola paling mengerikan dalam sejarah sepak bola di dunia.

"Insiden ini benar-benar mengundang keprihatinan kita bersama," kata ulama yang akrab disapa Gus Salam ini dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Salam mengajak semua warga tidak hanya di Jatim, tapi seluruh Indonesia untuk mengirimkan doa dan salat gaib.

"Nahdlatul Ulama juga mendesak agar dilakukan investigasi secara menyeluruh tentang penyebab tragedi ini," tegas Pengasuh Ponpes Mambaul Maarif Denanyar ini.

ADVERTISEMENT

Senada, Prof Akh Muzakki menyampaikan bahwa PWNU Jatim bersama PCNU Kota dan Kabupaten Malang juga segera membikin posko crisis center dan trauma center di Kota Malang yang akan dikoordinasikan dengan PCNU se-Malang raya.

Posko ini selain untuk menampung informasi warga NU Malang Raya yang kemungkinan menjadi korban, juga untuk masyarakat umum.

"Kejadian ini harus menjadi pelajaran. Pemerintah patut melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan kompetisi sepak bola seraya mendorong agar persepakbolaan nasional semakin maju dengan tanpa ada kejadian memilukan seperti kasus di Kanjuruhan Malang itu," tandasnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads