Bupati Malang: Biaya Perawatan Korban Kerusuhan Kanjuruhan Ditanggung Pemkab

Bupati Malang: Biaya Perawatan Korban Kerusuhan Kanjuruhan Ditanggung Pemkab

Muhammad Aminudin - detikJatim
Minggu, 02 Okt 2022 11:21 WIB
Bupati Malang, Sanusi menyatakan siap mengikuti vaksinasi COVID-19. Namun, faktor usia membuat Sanusi tak memenuhi syarat. Karena usia Sanusi sudah 60 tahun.
Bupati Malang sebut biaya korban tragedi kanjuruhan akan ditanggung Pemkab Malang, Foto: Istimewa
Malang -

Bupati Malang Sanusi buka suara soal Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 130 orang dan 186 orang dirawat. Dia mengatakan bahwa semua biaya perawatan korban ditangung Pemkab Malang.

"Semuanya dirawat, biaya semua yang nanggung nanti Kabupaten malang," ucap Bupati Malang kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Dia juga mengungkapkan bahwa semua korban dirawat di rumah sakit tanpa melihat identitas. Sebabnya, sebagian korban tidak membawa identitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dapat laporan, saya minta bagaimana bisa dirawat semua," lanjutnya.

Dia juga memaparkan ada sejumlah langkah yang langsung ditempuh seaat kejadian ini. Salah satunya mengerahkan sekitar 50 ambulans untuk mengevakuasi korban.

ADVERTISEMENT

"Dinas Kesehatan setelah kejadian itu saya perintahkan agar kerahkan semua ambulans. Hampir 50 ambulans untuk mengevakuasi korban yang ada," papar dia.

Sanusi pun berharap bahwa tragedi ini menjadi yang terakhir untuk persepakbolaan indonesia. Dia juga meminta wakil bupati Malang untuk mengawal, mulai awal pertandingan sampai akhir dan mengomando di lapangan.

"Hari ini kami lakukan semua yang terbaik, yang bisa dilakukan oleh Kabupaten Malang dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada," pungkasnya.

Untuk diketahui, kerusuhan terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kejadian itu menyebabkan 129 orang meninggal dunia. Selain itu, ada seratusan warga yang juga masih dalam perawatan.

Kericuhan bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.




(hse/bdh)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads