Bupati Ponorogo Petahana Sugiri Sancoko (Giri) punya cara tersendiri dalam merayakan kemenangannya. Dia enggan berjoget ria bersama para pendukungnya melainkan dengan cara sowan kepada para kiai.
"Pertama saya ucapkan terima kasih kepada semua unsur, para kiai, NU, Muhammadiyah, LDII, tokoh masyarakat, seluruh ormas dan relawan, seluruh partai pengusung dan masyarakat Ponorogo yang luar biasa," kata Giri ditemui di kediamannya di Desa Bajang, Kecamatan Balong, Kamis (28/11/2024).
"Kemenangan ini sudah saya katakan sebelum saya pemilu, kemenangan adalah kemenangan rakyat, saya siap menjadi pengabdi rakyat yang insya Allah akan mencoba amanah dalam setiap hal," terang Giri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik dari hasil quick count maupun real count yang dilakukan oleh lembaga survei maupun KPU dan para saksi yang ada di TPS oleh partai pengusung. Dia mengklaim hasil penghitungan menyatakan Giri-Rita menang di angka 56%.
"Survei, KPU dan para saksi yang ada di TPS oleh partai pengusung sudah menyatakan Giri-Rita menang di angka 56%," kata Giri.
Giri menambahkan kini pihaknya juga masih menunggu resmi hasil dari KPU. Menurutnya hasil suara rakyat merupakan suara Tuhan.
"Pagi ini saya keliling sowan ke kiai-kiai, terutama kepada zuriat PCNU, kantor Muhammadiyah agar nyambung bersama-sama berpikir ke depan mengelola Ponorogo tidak berdasarkan top count saja tapi berdasarkan rembugan tabayun termasuk dua ormas besar itu," papar Giri.
Disinggung soal Giri bisa memecahkan mitos Bupati Ponorogo tidak bisa dua periode. Menurutnya, dari awal dia sudah menolak mitos.
"Maka dari awal saya menolak adanya mitologi, mitos bupati tidak bisa dua periode. Saya berpikir, selalu Tuhan yang akan menentukan. Allah yang memberi ruang takdir yang baik maka segala sesuatu butuh rukun, butuh wajib, butuh syarat untuk menuju kesana," jelasnya.
"Pertama bupati harus komplit ya ada di bawah ya ada di atas. Di bawah bersama rakyat, di atas punya jaringan yang kemudian mampu berpikir untuk Ponorogo ke depan," jelas Giri.
"Kedua, tidak ada gejolak yang terlalu signifikan saya mencoba dengan Bu Rita untuk tetap bersama-sama, mengurangi percikan-percikan ketidakadilan. Hari ini Bu Rita masih bersama kami. Alhamdulillah beliau adalah wanita terbaik yang dianggap mampu mendampingi kami dan mewakili kaum perempuan yang jumlahnya jauh lebih besar," ungkapnya.
Menurut Giri, meski banyak orang yang menyebut politik culas, politik tidak ada teman abadi. Namun jika bisa dilakukan dengan baik maka tercipta kerukunan dan keharmonisan.
"Saya ingin memberikan teladan baik untuk anak cucu agar kemudian hari belajar rukun itu bagus, bersama-sama itu penting sehingga tidak ada lagi silang sengkarut antara wakil dan bupati. Toh kewenangan sudah di dalam aturan. Bagaimana kita mengolah rasa masing-masing tepo seliro, anggah-ungguh bagi tugas negara," tukas Giri.
"Tugas yang lebih penting bagaimana menyiapkan generasi penerus yang lebih berakhlak, lebih diterima masyarakat, lebih punya moral, lebih punya visi, dan itu akan kami lakukan di lini masing-masing," pungkasnya.
(dpe/fat)