Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Jawa Timur menggelar diskusi yang dihadiri oleh tiga paslon di Pilgub Jatim 2024 salah satunya Cawagub Jatim nomor urut 2, Emil Elestianto Dardak. Diskusi ini sebagai ajang penyampaian gagasan para paslon kepada kader Aisyiyah Jatim.
Dalam dialog itu, Emil menyoroti masalah banyak hal. Salah satunya masalah pendidikan dan kesehatan di Jatim. Menurutnya, alat kesehatan di rumah sakit swasta juga harus dilengkapi. Sehingga, RS Swasta bisa sama-sama maju.
"Kalau ada yang bilang akan menambah rumah sakit pemerintah di Jatim, kalau saya cita-citanya ingin membantu alat kesehatan ke RS swasta. Itu pun sudah kami lakukan di periode pertama Khofifah-Emil," kata Emil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada yang bilang akan menambah sekolah negeri di Jatim, kalau kami ingin menambah bantuan kepada sekolah swasta di Jatim. Karena sangat banyak sekolah swasta yang telah menciptakan lulusan yang luar biasa. Salah satunya sekolah Muhammadiyah," tegasnya.
Ia pun komitmen akan memperjuangkan permasalahan perempuan di Jatim. Khususnya pekerja perempuan dan masalah KDRT. Pun selama ini, Khofifah sangat dekat dengan pekerja perempuan di Jatim. "Hak-hak perempuan sangat kita prioritaskan," tegasnya.
"Di periode pertama kami, kami sangat konsen terhadap isu-isu perempuan. Kami berkomitmen penuh mengawal kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di Jatim bahkan kami terus berupaya untuk menekan angka kekerasan di Bumi Majapahit," tambahnya.
Sementara Ketua PW Aisyiyah Jatim Rukmini Amar mengatakan para paslon diundang untuk memaparkan visi dan misinya. Khususnya untuk kaum perempuan. Dialog ini pun bertema 'Perempuan Berkemajuan Siap Membangun Jawa Timur Menuju Indonesia Emas 2045'.
Selain itu, kata Rukmini, ketiga paslon itu dihadirkan agar menyampaikan program kerja mereka ketika salah satu dari mereka terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jatim. Di sisi lain, agar para kader Aisyiyah di Jatim lebih mengenal calon pemimpin mereka di masa depan.
"Kami di Aisyiyah tidak boleh berpolitik praktis. Tetapi, tidak boleh juga anti politik. Jangan sampai golput. Karena itu, mereka harus mengenal calon pemimpin mereka," katanya.
Di Jatim kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih sangat banyak. Dia mendorong, siapapun yang terpilih nanti agar bisa membuat perda atau pergub tentang perlindungan perempuan. "Ketiga calon ini juga kan seorang perempuan," tegasnya.
(faa/iwd)