Gelaran 1.000 event setiap tahun, menjadi salah satu program unggulan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI). Adanya program tersebut mendapat sambutan positif dari pelaku event.
Salah satunya dari Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang Raden Djoni Sudjatmoko.
Menurut Djoni, program 1000 event yang digagas WALI dirasa bisa menjadi 'Leading Program' yang mampu menggerakan 4 program unggulan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat program unggulan lain itu adalah dana pembangunan RT Rp 50 juta, seragam gratis, beasiswa pendidikan dan penyelesaian banjir dan parkir.
Sehingga anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Malang tetap maksimal di sektor lain.
Dukungan yang diberikan Djoni sangat beralasan. Pasalnya, ia adalah salah pelaku event di Kota Malang, seperti kegiatan keolahragaan dan beberapa festival lainnya.
"Calon yang mencetuskan adalah orang yang luar biasa, coba dihitung," kata Djoni, Sabtu (26/10/2024).
Djoni menceritakan, satu event olahraga bela diri yang pernah digelar di Kota Malang mampu mengundang setidaknya 8 ribu orang.
Dengan rincian 3 ribu merupakan peserta dan 5 ribu adalah penonton. Djoni menegaskan, dari 3 ribu peserta yang hadir 500 peserta berasal dari Kota Malang dan 2.500 dari luar Kota Malang.
Kemudian sebanyak 1000 penonton dari Kota Malang dan 4 ribu penonton berasal dari luar Kota Malang.
"Dengan estimasi setiap orang membawa Rp 1 juta untuk penginapan dan makan dalam 1 hari, maka ada sekitar 6.500 orang luar kota ke Malang dalam 1 event," beber Djoni.
Jika dihitung, lanjut Djoni, sebanyak 6.500 orang melakukan transaksi Rp 1 juta maka akan ada perputaran uang sekitar Rp 6,5 miliar.
Dengan prosentase pajak sebesar 10 persen, maka akan ada pemasukan pajak sebesar Rp 650 juta dalam setiap event yang digelar.
"Lalu dikali dengan 1.000 event maka pendapatan dari pajak bisa mencapai Rp 650 miliar," ujar Djoni.
Menurut Djoni, dari pendapatan tersebut tentunya akan mampu mendorong program unggulan lain, untuk terealisasi serta untuk menaikan pendapatan asli daerah (PAD).
Karena berdasarkan data BPS Kota Malang per 2023 jumlah RT di Kota Malang ada sebanyak 4.315. Jadi program dana pembangunan RT Rp 50 juta diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 215 miliar.
Lalu, untuk merealisasikan program seragam gratis. Berdasarkan data Kemendikbud jumlah total pelajar di Kota Malang mencapai 180.820 orang.
Jika estimasi harga seragam sekitar Rp 300 ribu maka anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 54 miliar. Sisanya dapat dianggarkan untuk kebutuhan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di Kota Malang.
Tentunya dengan persyaratan yakni para pelajar yang memiliki prestasi dan dari keluarga tidak mampu.
"Itu semua bisa menjadi gambaran jika program unggulannya bisa saling berhubungan, nanti tinggal peran pemerintah memberikan stimulus baik dari pendanaan dan perizinan yang mudah," tambah Djoni.
Djoni menerangkan jika program 1.000 event ini bisa berdampak luas bagi Kota Malang. Seperti sektor usaha penginapan, jasa, UMKM dan pegiat seni budaya.
Karena program 1.000 event akan menyasar berbagai sektor mulai dari kebudayaan, kesenian, olahraga, keagamaan, hingga event dan festival.
Pria yang juga menjabat sebagai penasehat lembaga perekonomian Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur semua sektor bisa berdaya nantinya jika program berjalan.
"Kita harus melihat potensi Kota Malang menjadi kota wisata karena mereka yang ke Batu atau ke Malang Selatan pasti akan ke Kota Malang," paparnya.
Djoni menambahkan, nantinya pemerintah akan berperan memberi umpan kepada para pegiat seni. Dengan kemudahan proses perizinan, maka kesempatan mendapatkan mitra kerja atau sponsor akan semakin mudah.
"Hal itu juga bisa menjadi salah satu nilai dan tujuan bagi pengunjung untuk ke Kota Malang," pungkasnya.
(prf/ega)