Elektoral paslon yang diusung PKB, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim (LUMAN) masih berkutat di kisaran 2-3% di Pilgub Jatim 2024. Hal itu terpotret dalam beberapa lembaga survei.
Dalam survei Poltracking, elektabilitas LUMAN di angka 2,8%. Angka LUMAN juga terpotret serupa dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI). Sementara dalam survei Indikator Politik Indonesia di angka 2,2%.
Elektoral itu jauh berbeda dengan raihan suara PKB di Pileg 2024 Jatim lalu. Di mana dalam Pileg 2024 tingkat DPRD provinsi, PKB meraih suara 4.517.228 suara atau 19,76%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menyebutkan bahwa Pilkada memang selalu tidak linier dengan Pemilihan Legislatif. Dia jelaskan alasannya.
"Pilkada itu selalu berbeda dengan pemilu legislatif. Tidak otomatis pemilih partai, pemilih caleg itu memilih paslon yang diusung partai dalam pilkada," kata Surokim saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (24/10/2024).
"Apalagi dalam pilkada jumlah pilihannya sedikit sehingga orang relatif mudah melakukan tracking dan penelusuran. Pemilih loyal dan fanatik tiap partai juga gradatif, selalu berbeda," tambahnya.
Surokim menganggap bahwa pemilih PKB termasuk pemilih yang sangat cair. Berbeda dengan pemilih PKS atau PDIP yang cenderung loyal terhadap partainya.
"Bahkan PKB termasuk yang cair pemilihnya. Sejauh yang saya amati pemilih yang relatif loyal dalam arti memilih kesamaan antara pemilih partai, caleg, dan pilkada itu yang solid di atas 30% sejauh ini ya PDIP," jelasnya.
"Partai lain kisarannya bahkan masih banyak yang di bawah 20%. Pilkada lebih banyak faktor personal dan pertimbangannya kian kompleks tidak hanya karena faktor ideologis kesamaan partai, tetapi juga sosiodemografis, psikologis, ekonomi politik rasional, dan ini jadi faktor gabungan (omni)," bebernya.
Peneliti Senior SSC ini menyebut dalam Pilkada faktor utama adalah ketokohan dari calon yang diusung partai. Jika punya ketokohan, maka elektoralnya akan terkerek naik.
"Jadi memang kompleks dan variabel yang berpengaruh terhadap elektabilitas paslon kian banyak dalam pilkada. Itu yang membuat seseorang yang maju di pilkada harus memiliki banyak surplus di semua elemen dan variabel tadi," ungkapnya.
"Pasangan LUMAM menurut saya termasuk pasangan darurat yang ditemukan partai mendadak dan sepertinya lebih banyak untuk kepentingan menjaga kehormatan partai pemenang pemilu yang harus mengajukan paslon, memberi penguatan moral kepada kader," tambahnya.
"Saya membacanya seperti itu kalau melihat progres capaian Bu Luluk, apalagi Jatim ini adalah pilkada liga utama, di mana paslon yang diajukan seharusnya ya grade A. Saya melihat paslon LUMAN masih grade B untuk Pilkada Jatim," tandasnya.
(dpe/iwd)