Cabup Mojokerto nomor urut 1, Ikfina Fahmawati menyapa generasi milenial di Desa Mojodadi, Kemlagi, Mojokerto. Dalam kampanye kali ini Ikfina berdiskusi dengan generasi milenial ihwal pentingnya menuntaskan pembangunan jalan daripada memindahkan pusat pemerintahan.
Di Pilbup Mojokerto 2024, Ikfina berpasangan dengan Sya'dulloh Syarofi atau Gus Dulloh, putra Pengasuh Ponpes Salafiyah Al Misbar KH Moh Chusaini Ilyas. Pasangan Ikfina-Gus Dulloh (Idola) menawarkan visi IDOLA, akronim dari Inovatif, Dedikatif, Optimal, Lestari, dan Aman.
Bersama generasi milenial, Ikfina berdiskusi soal keberlanjutan pembangunan di Mojokerto. Salah satunya menakar lebih penting mana membangun pusat pemerintahan atau menuntaskan pembangunan jalan kabupaten?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, kantor Bupati Mojokerto dan kantor Pemkab Mojokerto berada di Jalan A Yani, Kota Mojokerto. Sedangkan kantor-kantor dinas tersebar di sejumlah titik di wilayah kabupaten.
Selama menjabat Bupati Mojokerto sejak awal 2021, Ikfina memandang memindahkan pusat pemerintahan bukan lah prioritas. Karena tidak sesuai kebutuhan masyarakat Bumi Majapahit.
"Kami membangun sesuai kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh, memang pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto masih di Kota Mojokerto. Karena dulu menjadi satu. Saya berpikir kalau saya memindahkan pusat pemerintahan saat ini juga, terbayang nggak biayanya berapa? Belum beli tanahnya, tanahnya tidak cukup 1-2 hektare lho. Karena kantornya harus terpadu. Belum lagi membangunnya," ujar Ikfina kepada generasi milenial Desa Mojodadi, Senin (30/9/2024).
Cabup Mojokerto nomor urut 1 ini pun memberi gambaran konkret kepada generasi milenial bahwa menurutnya membangun gedung poliklinik terpadu dan IGD terpadu di RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari menghabiskan anggaran Rp 80 miliar. Padahal kedua gedung itu dibangun hanya dengan 4 lantai.
Berikutnya membangun Pasar Raya Mojosari, Mojokerto yang membutuhkan anggaran tidak kurang dari Rp 150 miliar. Hingga kini Pemkab Mojokerto belum mampu membangunnya. Sehingga saat menjabat bupati ia sudah berupaya mengajukan anggaran ke pemerintah pusat.
"Apalagi membangun kantor (pusat pemerintahan) yang terdiri dari banyak kantor jadi satu. Pasti anggarannya lebih besar daripada itu," terangnya.
Di sisi lain, kata Ikfina, ada pembangunan yang lebih dibutuhkan masyarakat Mojokerto, yakni jalan kabupaten. Masih ada 103,7 Km jalan kabupaten yang harus dibangun.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalan itu mencapai Rp 319 miliar. Jika dirinya terpilih menjadi Bupati Mojokerto periode 2025-2030, ia akan menuntaskannya bersama Gus Dulloh.
"Karena jalan bisa dirasakan oleh masyarakat. Pengelolaan pemerintah seperti itu, kita punya pilihan, mana yang masyarakat lebih butuh itu yang harus kita dahulukan," jelasnya.
Dalam kampanyenya, Ikfina juga mengenalkan sosok Gus Dulloh kepada generai milenial. Gus Dulloh adalah putra kiai besar di Mojokerto. Usia Ikfina dengan putra KH Moh Chusaini Ilyas itu sepantaran, sehingga sepemikiran. Karena Ikfina lebih tua 2 bulan dari Gus Dulloh.
"Kami lahir di tahun yang sama. Jadi, kami sepemikiran. Beliau putra kiai besar, siapa sih yang tidak tahu Kiai Chusaini Ilyas," ujarnya.
Ikfina lantas mengajak para generasi milenial selalu semangat dan berpikir positif. Ia meminta mereka kembali memberi kepercayaan kepada dirinya untuk memimpin Kabupaten Mojokerto.
"Untuk itu, sebagai pintu gerbang utamanya Idola harus menang. Di dalam lubuk hati saya paling dalam saya cinta anda semua. Izinkan saya memperjuangkan Kabupaten Mojokerto untuk anda semua," tandasnya.
Pasangan Idola diusung 4 parpol parlemen dan didukung 2 parpol nonparlemen di Pilbup Mojokerto 2024. Empat parpol parlemen yakni PKB, Partai Golkar, PDIP dan PKS yang menguasai 25 atau 50% dari total kursi DPRD Mojokerto periode 2024-2029. Dua parpol nonparlemen adalah PSI dan Partai Buruh.
(dpe/iwd)