Tempat pengolahan sementara di masing-masing wilayah itu sempat menumpuk berbulan-bulan hingga warga kebingungan dan memilih membakar sampah mereka agar tidak menumpuk di TPS wilayah.
Salah satu warga di Kecamatan Batu, Mukhlis Ndoyo Said mengatakan asap pembakaran banyak orang untuk menghindari penumpukan sampah di TPS juga menjadi persoalan baru.
"Karena menumpuk, jadi warga memilih untuk membakar sampah agar cepat kosong TPS nya. Nah karena menumpuk di TPS itu lah sering kali ada sampah-sampah yang menumpuk di pusat-pusat keramaian," ujar Mukhlis, Kamis (26/9/2024).
![]() |
Untuk menjawab masalah itu Cawali yang akrab disapa Mas Gum yang berpasangan dengan H Rudi sebagai Cawawali Batu punya solusi. Dia ingin sampah di Kota Batu tidak langsung dibuang bahkan dibakar.
Mas Gum menggagas program bagaimana agar sampah itu bisa diolah hingga berubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Salah satunya dengan memberdayakan masyarakat di kampung untuk memilah sampah.
Ketika sudah terpilah, masyarakat akan dilatih secara teknis dan serius untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Seperti pot bunga, karya seni, tas belanja, dan sebagainya.
Bila dirinya terpilih sebagai Wali Kota Batu, dia akan memberikan apresiasi, penghargaan, hingga insentif bagi warga yang bisa melakukan itu dengan baik sehingga masalah sampah bisa diselesaikan bersama-sama.
"Kita harus bergotong-royong dan selalu memberdayakan seluruh elemen masyarakat di Kota Batu untuk mengurai masalah sampah. Kami ingin dari sampah ini bisa ada nilai tambah utamanya secara ekonomi dan ini kembali lagi untuk masyarakat," ujarnya.
Terkait dengan TPA Tlekung yang sudah 'overload', paslon GURU bernomor urut 2 itu mengaku suami punya program khusus yang siap diterapkan. Dia sudah melakukan riset dan hasil lab kondisi TPA Tlekung.
Cara yang dia tawarkan adalah membakar sampah dengan incenerator yang lebih besar, dengan output asap yang aman seperti Amager Bakke di Kopenhagen, Denmark atau Maishima Incenerator di Jepang.
Energi dari pembakaran itu menurutnya bisa diubah menjadi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Sedangkan residu abu pembakaran sampah itu bisa dijadikan paving blok, batu bata, aspal, hingga hal lain untuk pembangunan kota.
"Untuk sampah landfill yang sudah ada di TPA, kami sudah siapkan langkah baru dan berkelanjutan untuk mengurangi gunung sampah itu dengan menjadikannya sebagai energi listrik melalui PLTS. Juga bisa menjadi bahan siap guna semisal batu bata. Di banyak negara itu sudah bisa dilakukan," katanya.
(dpe/iwd)