Tri Rismaharini menyebutkan sejumlah masalah yang ada di Jawa Timur. Mulai dari pekerja migran, penyakit yang jumlahnya tertinggi di Indonesia, hingga pondok pesantren yang terbaikan.
Masalah pertama yang dia soroti ialah banyaknya Pekerjaan Migran (PMI) ilegal yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang yang berasal dari Jawa Timur. Selain itu, dia juga menyoroti ada sejumlah penyakit dan angkanya tinggi.
"Sebetulnya kalau lihat ada TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang), ada pekerja migran. Kemarin ada berapa ratus PMI-nya dari Jawa Timur. Kemudian penyakit kusta yang angkanya cukup besar (Jawa Timur), di Indonesia paling besar. Kemudian ada kebutaan, stunting," kata Risma saat ditemui detikJatim, Minggu (15/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, prioritas utama warga Jawa Timur ialah kesejahteraan atau masalah ekonomi secara luas. Untuk mengatasi masalah itu Risma mencontohkan, misalnya dia memiliki masalah ekonomi akan berbenah diri terlebih dulu.
"Saya nggak bisa kalau ngomong kesejahteraan, eh iya ciptakan lapangan pekerjaan. Bukan itu, tapi bagaimana seluruh sistem perekonomian itu betul-betul berjalan," ujar bakal calon gubernur yang akan melawan petahana Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024 itu.
Masalah lainnya di Jawa Timur yang juga menjadi sorotan Risma juga soal banjir di beberapa daerah. Dia memperhatikan masalah ini karena akan langsung berdampak menghambat pertanian.
"Coba dicek, berapa daerah yang masih banjir. Karena kalau banjir kemudian habisin pertanian. Habis, nggak bisa apa-apa. Kemarin banyak yang mengeluh pupuk juga," tegas Eks Menteri Sosial itu.
Selain itu, Risma menjelaskan soal pendidikan, khususnya pondok pesantren di Jawa Timur masih kurang diperhatikan. Apalagi pondok kecil dan terdapat banyak anak yatim.
"Pendidikan disini juga banyak pondok-pondok kecil yang perlu diperhatikan. Dan di pondok kecil itu justru banyak anak yatim, banyak anak orang miskin. Karena mereka bermimpi tidak bisa sekolah yang bagus akhirnya ya sudah di pondok-pondok kecil itu. Kadang itu yang tidak ada yang memperhatikan. Jadi lebih ke pertanian, infrastruktur, kesejahteraan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan," urainya.
Menurutnya, penyelesaian masalah kesejahteraan masyarakat ini harus menggerakkan perekonomian lebih besar. Untuk mengatasinya tak hanya dengan memberikan bantuan sosial lalu bisa keluar dari kemiskinan,.
"Karena itu kita harus bergerak di ekonominya, nah permasalahannya yang ada memang kita butuh untuk ada dari luar investor datang, membuat pekerjaan karena penduduknya banyak," pungkasnya.
(dpe/fat)