Hitung-hitungan Peluang PKB-PDIP Rebut Kursi Grahadi di Pilgub Jatim

PILKADA JAWA TIMUR

Kenali Kandidat

Pilkada Jatim 2024

Hitung-hitungan Peluang PKB-PDIP Rebut Kursi Grahadi di Pilgub Jatim

Firtian Ramadhani - detikJatim
Senin, 09 Sep 2024 20:51 WIB
Ilustrasi Pilgub Jatim 2024
Ilustrasi. (Foto: Aulia Elizabeth Dewi)
Surabaya -

Selama beberapa kali Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, PKB dan PDIP sebagai partai pemilik kursi parlemen dengan kursi terbanyak di Jawa Timur tidak mampu merebut kursi Gedung Negara Grahadi. Bagaimana peluangnya kali ini?

Pengamat Unair Ali Sahab yang menyatakan bahwa dalam beberapa kali Pilgub calon yang diusung PKB maupun PDIP untuk maju sebagai calon gubernur-wakil gubernur di Jatim selalu kalah. Termasuk pada 2018 lalu di mana Saifullah Yusuf sebagai calon petahana digandengkan dengan Puti Guntur Soekarno.

Dia menyebutkan bahwa PKB dan PDIP sebagai partai terbesar di Jatim dalam konteks Pilgub Jatim ternyata tidak berkorelasi positif antara suara partai dengan Elektabilitas Calon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khofifah walaupun bukan orang partai tapi Bu Khofifah ini kekuatannya di Fatayat Muslimat NU yang notabene sangat loyal. Sehingga itu yang bisa menggerus suara, baik itu di PKB sendiri maupun di PDIP," ungkap Ali kepada detikJatim, Senin (9/9/2024).

Ali mengetahui persis suara Khofifah saat melawan Pakde Karwo trennya selalu naik. Terakhir, ketika melawan Gus Ipul, justru suara Gus Ipul yang cenderung turun dan suara Khofifah tetap naik.

ADVERTISEMENT

"Khofifah trennya naik terus, suaranya naik terus. Sehingga mungkin nanti trennya hampir sama walaupun sebetulnya kinerjanya ada beberapa yang tidak cemerlang di Jatim. Ketika ini pemilih tidak melihat mayoritas, tidak melihat itu, kemungkinan komposisinya masih sama," tegasnya.

Risma sebagai penantang, kata Ali, harus bekerja keras untuk mengalahkan Khofifah meskipun PDIP cukup kuat di Jatim dan Risma pernah memiliki prestasi di Surabaya. Justru yang menurutnya akan berpengaruh adalah Gus Hans, cawagub yang mendampingi Risma.

"Bu Khofifah di Mataraman, di Tapal Kuda, tapi mayoritas suara Bu Khofifah nanti beririsan dengan PKB. Jadi ini serunya, ketika wakilnya Bu Risma itu Gus Hans itu nanti suara NU akan terbagi tiga. Bu Khofifah, Gus Hans, dan PKB struktural, dalam hal ini Bu Luluk," kata dia.

Lantas bagaimana peluang Gus Hans merebut suara nahdliyin di Pilgub Jatim? Bagaimana pula kans keterpilihan Gus Hans bila dibandingkan dengan Emil Elestianto Dardak selaku wagub petahana?

"Untuk Gus Hans, mungkin hanya mengandalkan nanti jaringan pondok pesantrennya beliau, di beberapa daerah nanti akan berbeda jika dibandingkan dengan Emil yang memang pernah berkompetisi sebelumnya," ujarnya.

Apalagi, Emil juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Timur. Sehingga suara Emil akan merata di Jatim ketimbang suara Gus Hans.

"Artinya, tidak ada cantolan partainya itu (Gus Hans). Paling cantolannya ya pondok pesantren miliknya itu," pungkas Dosen Ilmu Politik Unair itu.




(dpe/iwd)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler


Hide Ads