Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru Pilbup Jember 2024. M Fawait (Gus Fawait)-Djoko Susanto mengungguli petahana Hendy Siswanto-M Balya Firjaun Barlaman.
"Gus Fawait-Djoko Susanto unggul atas petahana Hendy Siswanto-Balya Firjaun," kata Bawono Kumoro, Peneliti Indikator Politik Indonesia dalam keterangannya, Jumat (30/8/2024).
Dalam survei Indikator, elektabilitas M Fawait-Djoko Susanto di angka 50,7%. Sementara petahana Hendy Siswanto-M Balya Firjaun Barlaman di angka 40,1%. Ada sebanyak 9,2% responden belum menentukan pilihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pilihan Cabup Jember, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan dalam simulasi head to head, elektabilitas Gus Fawait di angka 52,2% unggul atas Hendy Siswanto 39,2%. Responden yang belum menjawab sebesar 8,7%.
"Apabila dibandingkan dengan survei Indikator Politik Indonesia periode April, petahana Hendy Siswanto mengalami penurunan elektabilitas dalam survei periode Agustus. Sebaliknya, terjadi kenaikan elektabilitas Gus Fawait dalam survei periode Agustus dibandingkan dengan survei periode April lalu," beber Bawono.
Bawono membeberkan elektabilitas petahana tersalip akibat cukup tinggi angka ketidakpuasan warga Jember terhadap pemerintahan Hendy-Firjaun.
"Ada empat masalah besar menurut warga Jember mendesak untuk diselesaikan. Harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah mendesak terbesar menurut 31,6 persen warga Jember. Kemudian disusul secara berturut-turut dengan masalah harga pupuk mahal 26,2 persen, kondisi jalan rusak 13 persen, dan susah mencari lapangan pekerjaan 12,3 persen," bebernya.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan di Jember pada periode 8-11 Agustus 2024. Jumlah sampel sebanyak 800 responden, penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Kendali mutu terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti.
(faa/iwd)