Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menarik perhatian publik saat mendaftarkan diri ke KPU Jatim. Keduanya datang ke KPU menaiki Ul Daul, kereta kesenian tradisional khas Madura.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menafsirkan bahwa kehadiran Ul Daul Madura dalam proses pendaftaran Khofifah-Emil memiliki makna simbolis yang sangat kuat.
"Ya itu strategi menguatkan power simbolik untuk mendapat simpati dan membangun proximity kedekatan dengan pemilih Madura. Pemilih di 4 kabupaten ini (Madura) juga signifikan dalam peta politik Jatim, apalagi beberapa daerah Pandalungan juga punya ikatan kuat dengan kultur Madura," katanya kepada detikJatim, Rabu (28/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surokim menilai keputusan Khofifah-Emil menaiki Ul Daul saat mendaftar ke KPU Jatim merupakan langkah yang tepat. Dengan menghadirkan budaya Madura, pasangan ini berpotensi merebut suara di wilayah itu.
"Saya pikir strategi menghadirkan budaya Madura itu tepat. Tentu saja akan seru perebutan pengaruh dan suara di wilayah ini. Namun biasanya pertimbangan figur dan tokoh termasuk tokoh patron menjadi pertimbangan utama," sambungnya.
Sebelumnya, pasangan Khofifah-Emil menjadi bakal pasangan calon (bapaslon) pertama di Pilgub Jatim yang mendaftarkan diri ke KPU. Keduanya diusung oleh koalisi 14 partai politik.
Detail 14 partai pengusung Khofifah-Emil itu yakni 9 partai pemilik kursi di parlemen terdiri dari Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PSI, PPP, NasDem dan Perindo. Serta 5 partai nonparlemen yakni Partai Gelora, Partai Buruh, PBB, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), dan Partai Garuda.
Arak-arakan budaya mengiringi pendaftaran sang petahana ini ke KPU Jatim. Khofifah-Emil sempat menaiki sepeda listrik hingga lanjut diantar oleh kereta Ul Daul.
Ada ribuan relawan dan beragam kesenian daerah khas Jawa Timur yang turut meramaikan iring-iringan itu. Yakni Singo Ulung dari Bondowoso, Tari Remo khas Jawa Timur, Tari Lele khas Lamongan, kesenian Jaranan dari Surabaya, Reog Ponorogo, dan kesenian lainnya.
(dpe/iwd)