Kalau biasanya gorengan dinamai risol, pisang goreng, atau bakwan, di Malang ada satu yang bikin salah fokus. Namanya nyeleneh, kontol kambing. Meski namanya bikin orang mikir dua kali sebelum memesan, soal rasa jangan ditanya, jajanan ini manis, gurih, dan bikin nagih.
Lalu, kenapa jajanan ini dinamai kontol kambing atau kokam?
Penjual gorengan Wiku, Kasiadi mengatakan, asal-usul pasti penamaan Kokam tidak diketahui, namun banyak orang beranggapan dari bentuk unik jajan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasiadi sendiri tak mengetahui pasti mengapa gorengan itu dinamai Kokam. Kasiadi menduga, nama itu disematkan kemungkinan lantaran bentuknya mirip dengan kelamin kambing.
"Mungkin dianggap mirip, karena bentuknya bulat, sepasang menjadi satu," celutuk Kasiadi sembari tertawa saat ditemui detikJatim, Rabu (24/9/2025).
Siapa sangka jajanan gorengan khas Malang ini memiliki rasa yang justru bikin ketagihan. Kokam berisi kacang hijau atau kacang tolo yang dihaluskan, kemudian dibalut dengan tepung dan digoreng.
Bentuknya pun mirip seperti dua bola yang direkatkan. Kokam memiliki rasa yang manis dan aroma harum pandan dan vanili.
Dulunya, jajanan ini sangat mudah ditemui di wilayah Malang. Kini, penjual gorengan yang menyajikan Kokam hanya bisa ditemui di beberapa tempat saja.
Seperti penjual gorengan di Jalan Wijayakusuma, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Di sini, Kokam menjadi salah satu menu andalan dari aneka gorengan yang dijual. Satu Kokam dijual seharga Rp 2 ribu.
"Kokam kepanjangannya kontol kambing. Ini gorengan sudah lama, sejak saya kecil sudah ada," kata Kasiadi.
Kasiadi mengaku, gorengan Wiku sendiri telah dirintis oleh Ibu Maskanah bersama suaminya sejak 15 tahun lalu.
Sementara untuk kokam, juga memiliki banyak penggemar karena rasanya yang nikmat.
"Sejak pertama sudah jual Kokam dan aneka gorengan lain. Peminatnya banyak," terang Kasiadi.
(irb/hil)












































