.webp)
Kota Pahlawan tampaknya menjadi salah satu surganya kuliner legendaris di Jawa Timur. Banyak kuliner yang telah bertahan dari generasi ke generasi, seperti Gado-gado Arjuna Pak Satumin yang telah berdiri sejak tahun 1960.
Gado-gado ini termasuk legendaris, sebab saat ini telah masuk ke generasi ketiga dari pendirinya. Pendirinya adalah sepasang suami istri, Satumin dan Soepik.
Satu porsi Gado-gado Arjuna Pak Satumin ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau yakni Rp 25 ribu. Saat dicoba detikJatim, rasanya memang lezat, porsinya juga pas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perpaduan antara bumbu kacang yang gurih, ditambah dengan kondimen seperti selada, tauge, kentang, tahu, telur, hingga lontong dan kerupuk udangnya menyatu dengan sempurna. Ada juga tambahan sambel untuk detikers yang menggemari rasa pedas.
Pewaris Generasi Ketiga kuliner ini, Ibrah Novan mengatakan bahwa salah satu rahasia kuliner ini bertahan selama puluhan tahun adalah konsistensi rasa dan kemampuan manajemen bisnis keluarganya.
"Setiap generasi harus ada suksesornya, ada cara mempertahankan. Supplynya darimana diturunkan, cara pengolahannya diturunkan, cara bayar pajak dan sebagainya. Lalu yang penting harus diperhatikan kualitas rasanya juga. Seperti cara olah bumbu, distribusi bumbu, karena gak semuanya tahu," jelas cucu pendiri gado-gado legendaris tersebut kepada detikJatim.
Gado-gado legendaris tersebut kini telah memiliki 11 outlet cabang. Pusatnya ada di Jalan Arjuno No.127 Surabaya. Jam operasionalnya mulai dari pukul 09.00-17.00 WIB.
"Dipastikan semua outlet rasanya sama. Yang membedakan gado-gado ini dari lainnya terletak di bumbunya, ciri khasnya dari dulu sampai sekarang terjaga, rasanya sama. Lalu kerupuknya, di sini pakai kerupuk udang," ujarnya.
Selain gado-gado, di sini juga ada menu lain seperti rujak cingur, rawon, batagor, hingga nasi campur. Yang jadi favorit masyarakat tentu gado-gado dan rujak cingurnya.
Warung legendaris ini bisa jadi salah satu pilihan bagi detikers yang tinggal ataupun sedang berada di Kota Surabaya. Sebab di satu warung, ada banyak menu makanan khas Kota Pahlawan yang ditawarkan.
(dpe/fat)
