Pabrik Kerupuk Abang Ijo yang berdiri sejak 1929 di Bojonegoro, mengalami penurunan pembeli sekitar 5 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di Kota Minyak dan sekitarnya, serta kenaikan harga sembako, bahan baku kerupuk, dan minyak goreng.
"Minyak goreng harganya naik memengaruhi harga kerupuk dan daya beli masyarakat hingga turun sekitar 5 persen orang yang biasa beli kerupuk Abang Ijo," kata Anton Indarno, pemilik pabrik Kerupuk Abang Ijo kepada detikJatim, Rabu (8/1/2025).
Ongkos operasional pembuatan kerupuk, serta naiknya harga bahan dan minyak goreng, menyebabkan harga kerupuk Abang Ijo mengalami perubahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Harga kerupuk Abang Ijo kemasan 1 kilogram sekarang Rp 40 ribu, setengah kilogram Rp 22.500, dan seperempat kilogram seharga Rp 14 ribu. Perubahan harga ini sudah berjalan sekitar satu bulan," imbuh Anton.
Anton Indarno merupakan generasi keempat keluarga pabrik kerupuk Klenteng atau Abang Ijo. Untuk memproduksi kerupuk Abang Ijo serta beberapa kerupuk lainnya, sedikitnya ada 12 pekerja wanita yang dipekerjakan setiap hari, mulai dari memproduksi kerupuk mentah, menjemur, menggoreng, hingga pengemasan.
"Ada 12 pekerja di sini, bekerja mulai pagi sampai sore," kata Anton.
Setiap hari, masyarakat keluar masuk membeli kerupuk yang telah mendapatkan piagam sebagai warisan budaya tak benda ini.
Konsumen juga dapat melihat secara langsung proses penggorengan dan pengemasan kerupuk warna-warni yang masih menggunakan konsep tradisional.
(irb/hil)