Jawa Timur adalah salah satu daerah yang sangat kaya sumber daya alam. Tanah yang subur dan iklim yang mendukung, berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur di wilayah ini. Selain dikenal karena keberagaman budaya, kuliner, dan tempat wisata, Jawa Timur juga menjadi rumah bagi beragam jenis buah-buahan lokal yang kaya manfaat.
Setiap buah memiliki cita rasa unik yang mencerminkan karakteristik tanah dan iklim Jawa Timur. Dari buah yang populer hingga yang jarang terdengar, semuanya menjadi bagian dari warisan kuliner yang patut dibanggakan.
Apakah pernah mencicipi apel manis dari Malang, salak khas Lumajang, atau jeruk segar asal Banyuwangi? Selain buah-buahan tersebut, masih banyak lagi kekayaan buah lokal khas Jawa Timur yang tak kalah menarik untuk dicicipi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buah-buahan Khas Jawa Timur
Bukan hanya enak, sebagian besar buah ini juga kaya manfaat. Berdasarkan informasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, berikut 10 dari 50 jenis buah-buahan lokal khas Jawa Timur.
1. Jambu Mede
Jambu mede, atau yang dikenal sebagai jambu monyet, memiliki nama latin Anacardium occidentale L. Tanaman ini berasal dari Brasil dan telah menyebar ke India, Sri Lanka, serta Asia Tenggara.
Di Jawa Timur, jambu mede banyak ditemukan di daerah pantai utara bagian timur dan Madura. Tumbuhan ini tumbuh pada ketinggian 5-1.200 meter di atas permukaan laut, terutama di wilayah beriklim kering.
Manfaat tanaman ini sangat beragam, mulai dari tangkai buahnya yang dapat dimakan segar, diolah menjadi jus, rujak, atau minuman lainnya. Daun mudanya sering dimanfaatkan sebagai lalapan.
Sedangkan getahnya digunakan sebagai bahan lem kayu. Kulit biji jambu mede bisa dijadikan pakan ternak dan sumber minyak CSNL (Cashew Nut Shell Liquid). Bijinya sendiri mengandung 21% protein dan 35-45% minyak.
2. Pakel
Pakel, yang memiliki nama latin Mangifera horsfieldii Miq, tersebar di wilayah Jawa dan Kalimantan. Di Jawa Timur, buah ini ditemukan di Malang dan Ngawi, meskipun populasinya tergolong langka.
Tanaman ini tumbuh liar atau dibudidayakan pada ketinggian 5-1.800 meter di atas permukaan laut. Buah pakel dapat dimakan segar setelah matang atau diolah menjadi sirup. Selain itu, kayunya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
3. Kedondong
Kedondong (Spondias dulcis Soland ex Park) merupakan buah yang tersebar luas di Asia Tenggara. Di Jawa Timur, tanaman ini dapat ditemukan hampir di seluruh daerah, terutama di dataran rendah. Tumbuhan ini tumbuh baik pada ketinggian 5-700 meter di atas permukaan laut dan relatif tahan terhadap kekeringan.
Buah kedondong biasa dimakan segar, dibuat rujak, atau diolah menjadi manisan. Setiap 110 gram buah kedondong mengandung 60-85% air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10 gram karbohidrat, 0,85-3,6 gram serat, serta kaya akan vitamin C dan zat besi.
4. Sirsak atau Nangka Belanda
Sirsak, yang memiliki nama latin Annona muricata L, berasal dari Amerika Tropis, dan telah menyebar ke berbagai daerah tropis. Tanaman ini banyak ditemukan di Jawa Timur.
Buah ini dapat tumbuh pada ketinggian 5-1.000 meter di atas permukaan laut. Buah sirsak sering dimakan segar atau diolah menjadi minuman, sirup, hingga dodol.
5. Buah Nona
Buah nona, juga dikenal sebagai jambu nona, memiliki nama latin Annona reticulata L. Tanaman ini berasal dari India Barat dan menyebar ke daerah tropis di Asia Tenggara. Di Jawa Timur, buah nona dapat ditemukan di Madura, Madiun, Pacitan, Ponorogo, Pasuruan, dan Malang, meskipun populasinya tergolong langka.
Buah ini dapat dimakan langsung atau diolah menjadi jus dan es krim. Selain itu, bijinya dapat diekstrak untuk obat disentri. Daun dan akar tanaman ini juga memiliki khasiat obat, termasuk sebagai pestisida alami.
6. Srikaya
Srikaya (Annona squamosa L.) berasal dari Amerika Selatan dan telah menyebar ke Asia Tenggara. Di Jawa Timur, tanaman ini banyak ditemukan di Tuban, Madiun, Pasuruan, dan Madura.
Buah srikaya dapat dimakan segar atau diolah menjadi bahan makanan seperti es krim dan selai. Daun srikaya berkhasiat sebagai obat kudis, sementara bijinya dapat digunakan sebagai insektisida dan pestisida.
7. Kepel
Kepel, atau dikenal dengan nama burahol dalam bahasa Sunda, memiliki nama latin Stelechocarpus burahol. Buah ini tersebar di Asia Tenggara, dan ditemukan di Ngawi dan Blitar, meskipun populasinya sangat jarang.
Buah kepel dapat dimakan segar dan bermanfaat sebagai deodoran alami, diuretik, serta pencegah kehamilan. Tanaman ini juga berpotensi sebagai tanaman hias.
8. Lontar atau Siwalan
Tanaman dengan nama latin Borassus flabellifer tersebar di Asia Tropis dan banyak dijumpai di wilayah utara Jawa Timur, seperti Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan, Situbondo, hingga Madura. Tanaman ini tumbuh baik pada dataran rendah dengan iklim kering.
Memiliki manfaat yang beragam, bunga lontar dapat disadap untuk menghasilkan nira, yang kemudian diolah menjadi gula. Buahnya dapat dimakan langsung, sementara batangnya digunakan sebagai bahan bangunan, dan daunnya dimanfaatkan untuk anyaman.
9. Salak
Salak (Salacca zalacca) tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk di Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Di Jawa Timur sendiri, salak memiliki banyak varietas, seperti salak Madura, salak Suwaru (Malang), salak Kersikan (Pasuruan), dan salak Wedi (Bojonegoro).
Buah salak dapat dimakan segar atau diolah menjadi asinan dan manisan. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 5-1.000 meter di atas permukaan laut, dan umumnya ditemukan di tepi sungai atau pekarangan rumah.
10. Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) banyak ditemukan di seluruh daerah Jawa Timur, terutama di Tuban, Bojonegoro, Blitar, dan Tulungagung. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 5-500 meter di atas permukaan laut.
Selain digunakan untuk bumbu bahan masakan, buah belimbing wuluh sering digunakan obat batuk, dan pengobatan penyakit kulit. Selain itu, buah ini juga bermanfaat untuk membersihkan karat pada logam.
Itulah 10 dari 50 jenis buah-buahan lokal khas Jawa Timur. Tentunya, Jawa Timur masih memiliki banyak jenis buah lokal lain, seperti kesemek, asam Jawa, gayam, cerme, rukem, hingga sukun, yang menambah kekayaan alam Jawa Timur.
Hal ini tentu saja menunjukkan betapa melimpahnya potensi alam yang dimiliki oleh provinsi ini. Kalau detikers, pernah makan yang mana saja nih?
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/irb)