Australia Tarik Produk Indomie, 3 Varian Ini Tidak Boleh Beredar!

Kabar Finance

Australia Tarik Produk Indomie, 3 Varian Ini Tidak Boleh Beredar!

Fadhly Fauzi Rachman - detikJatim
Rabu, 18 Des 2024 15:40 WIB
Ilustrasi mi instan
Ilustrasi masak mi instan. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Australia baru-baru ini menarik beberapa varian produk mi instan asal Indonesia, Indomie, dari peredaran. Keputusan ini diumumkan badan pangan Australia, Food Standards Australia (FSA), setelah ditemukan masalah terkait pencantuman informasi alergen pada kemasan produk tersebut.

Distributor Indomie Grant Eastern Trading menarik tiga varian Indomie, yaitu Indomie Rasa Rendang, Indomie Rasa Soto Mie, dan Indomie Rasa Ayam Bawang. Produk tersebut ditarik karena tidak ditemukan informasi alergen pada kemasan ketiga varian tersebut.

Pada produk Indomie Mi Goreng Rasa Rendang dan Indomie Rasa Soto Mie tidak mencantumkan kandungan alergen susu, sedangkan Indomie Rasa Ayam Bawang tidak mencantumkan kandungan alergen telur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun begitu, FSA mengungkapkan tidak ada laporan terkait dampak kesehatan yang merugikan konsumen dari konsumsi produk tersebut. Namun, langkah penarikan tetap dilakukan untuk mencegah potensi risiko alergi.

"Setiap konsumen yang diketahui memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu dan/atau telur dapat mengalami reaksi jika mengonsumsinya," tulis pengumuman Food Standards Australia dikutip dari detikFinance, Rabu (18/12/2024).

ADVERTISEMENT

FSA meminta konsumen untuk mengembalikan produk-produk varian Indomie tersebut ke tempat pembelian. Konsumen bisa mendapatkan pengembalian uang penuh dengan mengembalikan produk tersebut.

"Konsumen harus mengembalikan produk tersebut ke tempat pembelian untuk mendapatkan pengembalian uang penuh. Setiap konsumen yang khawatir tentang kesehatan mereka harus mencari masukan medis," jelasnya.

Tiga varian produk Indomie tersebut dijual di toko grosir Asia di Victoria. Produk Indomie Rasa Soto Mie yang ditarik memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum 10 April 2025, dan produk Indomie Rasa Ayam Bawang memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum 1 April 2025.

Sedangkan, produk Indomie Indomie Mi Goreng Rasa Rendang memiliki tanggal kedaluarwa 3 Mei 2025. Penarikan hanya berlaku untuk produk-produk Indomie yang tidak mencantumkan alergen susu dan telur.

Di Indonesia sendiri, aturan mengenai pencantuman keterangan alergen pada produk pangan telah diatur dengan jelas dalam Peraturan Badan POM No 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Regulasi ini mewajibkan produsen mencantumkan informasi alergen pada label produk yang mengandung bahan pemicu alergi.

Selain itu, produk pangan olahan yang diproses menggunakan fasilitas yang sama dengan produk berbahan alergen juga harus menyertakan keterangan tersebut. Bahan pangan yang berpotensi menyebabkan alergi harus ditandai secara jelas sebagai alergen.

Tanda yang diberikan biasanya berupa cetakan tebal pada label. Jika pada suatu produk tertulis "mengandung alergen", artinya produk tersebut mengandung satu atau lebih bahan yang dapat memicu reaksi alergi.

Apa Itu Alergen?

Dikutip dari laman RSUP Dr Sardjito, alergen didefinisikan sebagai bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi atau intoleransi. Konsumsi pangan yang mengandung bahan alergen dapat memberikan risiko kesehatan bagi konsumen yang memiliki alergi atau intoleransi.

Reaksi alergi terjadi ketika sistem imun tubuh mengenali alergen sebagai ancaman, meskipun sebenarnya bahan tersebut tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Alergen dapat berasal dari berbagai sumber, di antaranya sebagai berikut.

  • Makanan: Susu, telur, kacang tanah, kacang pohon (seperti almond), gandum, kedelai, ikan, dan kerang.
  • Zat di udara: Serbuk sari, debu, bulu hewan, atau jamur.
  • Bahan kimia: Pewarna, pengawet, atau bahan tambahan tertentu.
  • Obat-obatan: Antibiotik atau obat-obatan lainnya.
  • Gigitan serangga: Sengatan lebah atau gigitan serangga lainnya.

Pada produk makanan, pencantuman alergen di label sangat penting untuk memberikan informasi kepada konsumen. Sehingga konsumen yang memiliki alergen dapat menghindari bahan yang berisiko bagi kesehatan.

Baca artikel selengkapnya di detikFinance. Link artikel bisa diakses di sini dan sini.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads