Gurih Lezat Sate Ponorogo, Begini Asal-usul hingga Resepnya

Gurih Lezat Sate Ponorogo, Begini Asal-usul hingga Resepnya

An Nisa Maulidiyah - detikJatim
Minggu, 02 Jun 2024 10:33 WIB
Resep Sate Ayam Ponorogo
Ilustrasi Sate Ponorogo/Foto: iStock
Surabaya -

Selain dikenal dengan kesenian Reognya, Ponorogo ternyata memiliki sejumlah kuliner khas yang banyak digandrungi wisatawan maupun masyarakat lokal. Salah satunya Sate Ayam Ponorogo.

Sate tersebut menjadi salah satu ikon kuliner yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Ponorogo. Kuliner Sate Ponorogo dikenal dengan daging ayamnya yang pipih, tanpa lemak, ditusuk memanjang berpadu dengan lumuran saus kacang yang kental.

Bagi detikers yang tertarik untuk merasakan kelezatan Sate Ponorogo, ada baiknya mengetahui serba-serbi kuliner khas tersebut di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal Usul Sate Ponorogo

Dilansir dari buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 1 karya Eni Harmayani dkk, Sate Ponorogo merupakan salah satu kuliner khas yang berasal dari masyarakat Desa Purbosuman, Ponorogo. Pencetus Sate Ponorogo adalah Bapak Bagong yang telah dikenal sejak tahun 1970.

Awalnya, Bapak Bagong mulai membuat sate daging ayam yang diiris melintang utuh dan disajikan menggunakan saus kacang. Sejak tahun 1990-an, akhirnya Sate Ponorogo mulai menyebar ke berbagai daerah utamanya arah barat hingga Banten.

ADVERTISEMENT

Ciri Khas Sate Ponorogo

Sate Ayam Ponorogo umumnya disajikan berbeda dengan sate ayam daerah lainnya. Ciri khas Sate Ponorogo terdapat pada potongan dagingnya yang tidak dipotong dadu, melainkan disayat atau difilet dengan irisan melintang sehingga mampu menghasilkan daging sate yang lebih empuk dan tanpa lemak.

Umumnya, satu tusuk sate tersebut hanya berisi satu daging pipih dan di sela-sela tusukan dagingnya terdapat jeroan dan kulit. Potongan yang pipih tersebut kemudian dihilangkan bagian kulit atau lemaknya sehingga hanya digunakan bagian dagingnya saja.

Setelah selesai ditusuk, daging sate yang masih mentah kemudian direndam selama berjam-jam dengan campuran bumbu yang terdiri dari aneka rempah seperti ketumbar, merica, laos, jintan, kunyit, jahe, kemiri, dan gula jawa. Hal ini bertujuan agar bumbu dapat menyerap sampai ke dalam potongan daging sate.

Saat sate dipanggang di atas arang, aroma harum sate mulai tercium. Hal itu dikarenakan proses perendaman daging sate dengan bumbu rempah yang telah dimarinasi sebelumnya. Saat proses pemanggangan, Sate Ponorogo dilumuri dengan campuran bumbu kacang, sambal, dan kecap untuk menambah kelezatan makanan tersebut. Sate Ponorogo disajikan dalam wadah anyaman bambu atau besek dengan dilapisi daun pisang.

Resep Pembuatan Sate Ponorogo

Jika kalian penasaran dengan cita rasa Sate Ponorogo, tidak perlu khawatir sebab kuliner khas satu ini dapat dibuat sendiri di rumah. Simak rincian resep pembuatan Sate Ponorogo berikut ini.

Bahan Sate:

  • 500 g daging dada ayam
  • 3 sdm kecap manis
  • tusuk sate

Bumbu Halus (direbus)

  • 1 sdt ketumbar
  • 1sdt merica butiran
  • 1/2 sdt jintan
  • 1/2 sdt laos
  • 1/2 kunyit
  • 1/2 jahe
  • secukupnya kemiri
  • 20 g gula Jawa
  • 2 sdt garam

Saus Kacang:

  • 250 ml air
  • 100 g kacang tanah goreng
  • 2 siung bawang putih
  • 1 sdt gula merah
  • 2 sdt garam

Bahan Pelengkap:

  • Lontong
  • Bawang Goreng
  • Jeruk Limau
  • Sambal rawit

Cara Membuat Sate Ponorogo

  • Cuci bersih daging ayam lalu tiriskan. Potong-potong ukuran 3x3x1/2 cm.
  • Aduk potongan daging ayam dengan Bumbu Halus yang telah direbus dan kecap manis hingga rata. Diamkan selama 15 menit.
  • Saus Kacang: Goreng kacang tanah dan bawang putih. Tiriskan lalu gerus/tumbuk hingga halus.
  • Larutkan dengan air matang hingga jadi saus yang kental.
  • Tusuki tiap 3 potong daging ayam dengan tusuk sate.
  • Bakar di atas bara api sambil balik-balik dan olesi sedikit margarin hingga matang merata lalu angkat.
  • Sajikan sate ayam dengan Saus Kacang dan Pelengkapnya.
  • Itulah serba-serbi Sate Ponorogo yang lengkap dengan resep pembuatannya. Jangan lupa coba di rumah ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads