Mengenal Festival Rujak Uleg yang Jadi Agenda Ikonik Hari Jadi Surabaya

Mengenal Festival Rujak Uleg yang Jadi Agenda Ikonik Hari Jadi Surabaya

Alifia Kamila - detikJatim
Sabtu, 18 Mei 2024 12:37 WIB
Momen Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Ngulek Bareng di Festival Rujak Uleg
Momen Khofifah dan Eri Cahyadi kompak ngulek bareng di Festival Rujak Uleg (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menyelenggarakan Festival Rujak Uleg untuk menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731. Acara ini akan digelar pada Minggu, 19 Mei 2024 mulai pukul 09.00 WIB.

Rupanya, ada yang berbeda pada Festival Rujak Uleg tahun ini. Jika acara tahunan ini biasa digelar di Kembang Jepun, kini Festival Rujak Uleg diadakan di Balai Kota.

Tujuan Festival Rujak Uleg diselenggarakan di Balai Kota agar dapat lebih dekat dengan masyarakat. Selain itu, lokasi Kembang Jepun sedang dalam pengerjaan proyek revitalisasi Kota Lama. Sehingga, tidak memungkinkan untuk menggelarnya di kawasan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekilas tentang Festival Rujak Uleg

Festival Rujak Uleg merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan Pemkot Surabaya. Dilansir dari akun Disbudporapar Surabaya, acara ini pertama kali diadakan pada tahun 2004 dan berhasil menjadi festival rujak terbesar.

Atraksi utama yang selalu dinantikan warga Surabaya adalah prosesi mengulek rujak pada cobek batu raksasa berukuran 2,5 meter. Cobek tersebut secara khusus diletakkan di panggung utama agar seluruh peserta dapat merasakan pengalaman mengulek di Festival Rujak Uleg.

ADVERTISEMENT

Perayaan tersebut menjadi semakin ikonis semenjak ditetapkannya rujak uleg sebagai warisan budaya tak benda pada 2021 oleh Kemendikbudristek. Hal ini menjadi upaya Pemkot Surabaya dalam melestarikan rujak uleg sebagai makanan khas Kota Pahlawan. Sekaligus turut menjadi ajang promosi rujak uleg hingga kancah internasional.

Selain proses pembuatan rujak uleg sebagai acara utama, festival ini juga dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara lainnya. Mulai dari parade busana, lomba fashion yang mengusung akulturasi buaya Surabaya, stan UMKM hingga teatrikal pasar rakyat.

Penyelenggaraan Festival Rujak Uleg 2024

Setiap tahunnya, Pemkot Surabaya mengangkat tema yang bervariatif. Tahun ini, Festival Rujak Uleg dihelat dengan tema History of Rujak Uleg.

Tema tersebut diangkat agar masyarakat dapat lebih mengenal sejarah pembuatan rujak uleg. Uniknya, sebuah teatrikal mengenai sejarah rujak uleg juga ditampilkan sebagai acara pembuka. Pertunjukan itu akan mengisahkan proses panjang dalam pembuatan rujak uleg yang jarang diketahui oleh masyarakat.

Nantinya, sebanyak total 1.000 porsi disediakan untuk pengunjung yang hadir. Pemkot Surabaya pun telah merencanakan untuk membagikan rujak uleg kepada warga secara bersama-sama.

Lebih lanjut, pihak pemkot menargetkan 30.000 pengunjung dapat menghadiri Festival Rujak Uleg dengan menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Angka ini tentunya meningkat apabila dibandingkan tahun sebelumnya dengan sasaran 20.000 pengunjung.

Selain itu, sederet komunitas di Kota Surabaya ikut memeriahkan gelaran Festival Rujak Uleg. Di antaranya, komunitas Harley dan Land Cruiser. Dua komunitas itu dikabarkan akan memamerkan koleksi motor maupun mobil untuk digunakan sebagai properti foto bagi masyarakat umum.

Festival ini juga memperlombakan fashion show berkonsep 'Akulturasi Budaya Surabaya' dengan empat konsep berbeda. Keempat konsep itu antara lain Surabaya European Style, Surabaya Oriental Looks, Surabaya Ampel's Fusion, dan Surabaya Local Pride.

Di samping itu, Pemkot Surabaya turut berbenah diri atas penyelenggaraan Festival Rujak Uleg 2023. Saat itu, barikade untuk memisahkan antara peserta festival dengan masyarakat dipasang sepanjang berlangsungnya acara. Ini memicu kekecewaan masyarakat yang hadir karena tidak bisa memasuki area utama seperti tahun sebelumnya.

Pada tahun ini, pemkot tidak akan memasang barikade pagar besi. Melainkan, pihaknya hanya memasang pembatas berupa water barrier yang lebih rendah. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa lebih dekat dengan peserta Festival Rujak Uleg. Selain itu, tiga pintu disediakan sebagai sirkulasi keluar-masuk bagi pengunjung.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/iwd)


Hide Ads