Ada berbagai jenis bubur dengan rasa gurih hingga manis. Jawa Timur terkenal dengan tiga bubur khasnya. Bubur khas Jawa Timur ini bisa ditemukan di mana-mana, bahkan di luar daerah.
Bubur di Jawa Timur memang sangat beragam, dan biasanya dijadikan sebagai makanan penunda lapar. Karena selain rasanya enak, bubur juga cukup mengenyangkan perut.
Bubur Khas Jawa Timur
Melansir buku Bubur Tradisional Nusantara, Pulau Jawa memiliki sajian-sajian bubur yang unik dan beragam. Berikut tiga bubur khas Jawa Timur yang bisa kamu coba cicipi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bubur Kacang Hijau
![]() |
Bubur kacang hijau pasti sudah familiar bagi semua orang. Belum diketahui pasti dari mana asal bubur kacang hijau. Ada yang mengatakan bubur kacang hijau berasal dari Pulau Madura. Namun, ada juga yang menyebut bubur manis ini dari Kuningan, Jawa Barat.
Bubur dengan cita rasa manis ini mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Selain kaya serat dan protein, bubur kacang hijau bisa menjadi alternatif makanan diet. Bubur kacang hijau biasanya disajikan dengan pendamping roti tawar sebagai sumber karbohidrat.
Baca juga: 8 Kuliner Jawa Timur yang Mendunia |
2. Bubur Biji Salak
![]() |
Bubur biji salak berasal dari Jawa Timur. Meski begitu, belum dapat dipastikan asal muasal bubur biji salak. Masyarakat Jawa Timur menamainya jenang grendul, namun ada juga yang mengenalnya dengan nama bubur candil.
Bubur biji salak biasanya disajikan dengan bubur sumsum. Biji salak dalam bubur ini bukanlah biji dari buah salak, melainkan olahan ubi jalar yang dibentuk bulat-bulat dan dimasak menggunakan gula merah, sehingga warnanya cokelat menyerupai biji salak.
3. Bubur Srontol
![]() |
Bubur Srontol merupakan bubur khas Mojokerto. Penampakan bubur srontol mirip dengan bubur candil. Perbedaannya pada bahan pembuatan srontol yang menggunakan tepung ketan.
Bubur srontol biasa disajikan dengan bubur sumsum, kuah santan, dawet, dan sagu mutiara. Bubur ini memiliki cita rasa manis dan biasanya dihidangkan untuk penutup.
Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)