Jalan-jalan ke Pasar Blauran Surabaya, tak lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner yang legendaris di sana. Usai puas berkeliling pasar, pastinya detikers ingin melepas dahaga dan mengisi perut yang lapar.
Di sini, detikers bisa menikmati kuliner legendaris yang bisa ditemukan di Pasar Blauran Surabaya, yakni es dawet dan lontong mie.
Dawet merupakan jenis kuliner yang terbuat dari tepung beras dan berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Namun, dawet di Pasar Blauran Surabaya ini sangat berbeda dengan dawet Banjarnegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, lontong mie merupakan kuliner khas Surabaya. Biasanya, sajian ini terdiri dari lontong, racikan bumbu petis, mie, tahu, dan lento. Bahan-bahan ini ditaruh piring dan disiram dengan kuah gurih lengkap dengan taugenya.
![]() |
Ada banyak gerai yang menawarkan dua menu khas Jawa Timur ini. Salah satunya, di Depot Bu Ida. Lokasinya berada di dalam Pasar Blauran, tepatnya do depan toko kosmetik Murah. Depot satu ini mudah diakses karena searah dengan pintu masuk pasar.
Penjual sekaligus adik pemilik Depot Bu Ida mengungkapkan, depot ini sudah ada sejak lama di Pasar Blauran.
"Udah dari dulu, cuma waktu itu kan punya orang tua bukan punya kakak (Bu Ida). Mulai dari dulu waktu masih sekolah SD sudah jualan (di Pasar Blauran)," kata Eni kepada detikJatim (7/9/2023).
Eni menerangkan, bahan-bahan yang digunakan untuk es dawet dan lontong mie yakni merupakan olahan sendiri. Ia memastikan, bahan-bahannya fresh dan bermutu.
"Iya buat sendiri, kecuali sate-satean, tahu, gorengan itu titipan. Petisnya juga diolah sendiri," terang Eni.
Saat ditanya menu andalan Depot Bu Ida, Eni menyebut, lontong mie dan es dawet menjadi sajian paling populer yang kerap dicari para pengunjung.
Es Dawet Depot Bu Ida
![]() |
Eni membeberkan isi dari es dawet khas Depot Bu Ida yang beragam isian. Mulai dari ketan hitam hingga dawet.
"Isinya ketan hitam, bubur sumsum, jenang grendul, mutiara, sama dawet," tambahnya.
Kemudian, isian tersebut disiram dengan gula merah cair yang dimasak menggunakan campuran nangka, santan gurih dan juga es batu. Rasa es dawet ini manis dan gurih. Dijamin seger, rek!
"Es dawetnya enak, manisnya pas, terus gurih juga. Enak buat dinikmati siang-siang gini kan habis keliling pasar tadi," kata salah satu pengunjung, Rini.
Tekstur es dawet satu ini juga tidak terlalu kenyal, tetapi halus dan lembut ketika digigit.
Harga es dawet per mangkoknya dibanderol hanya Rp 7.000. Namun, pengunjung akan diminta Rp 1.000, bila ingin membawa pulang.
Lontong Mie Depot Bu Ida
![]() |
Sementara itu, lontong mie khas Depot Bu Ida, disajikan dengan ulekan bumbu petis, bawang putih goreng, cabai dan kecap. Lalu diberi lontong, irisan tahu, dan lento atau sejenis perkedel dari kacang tolo.
Kemudian, disiram dengan kaldu udang berisi tauge dan diberi mie. Terakhir, ditaburi bawang goreng serta topping udang di atasnya.
Harga untuk menikmati lontong mie di Depot Bu Ida dibanderol dengan Rp 15.000.
"Lontong mienya kalau makan di sini Rp ribu, kalau bawa pulang Rp 16 ribu karena ada tepaknya (bungkusnya)," ungkapnya.
Tim detikJatim juga mencicipi lontong mie ini. Rasanya segar dan gurih, serta sedikit rasa manis dari kecap. Bawang putih goreng yang diracik dengan bumbu petis juga sangat terasa.
Apalagi, porsinya besar dan mengenyangkan. Sementara toping udangnya juga membuat lontong mie ini terasa lebih nikmat dan gurih.
Untuk menambah nikmatnya lontong mie, pengunjung juga bisa menambahkan aneka gorengan dan sate-satean yang ada di depan meja sajian.
Penasaran dengan rasanya? detikers bisa mencicipi segarnya es dawet dan nikmatnya lontong mie di Depot Bu Ida ini mulai pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB. Letaknya tak jauh dengan gerai makanan tradisional di Pasar Blauran yang terletak di Jalan Kranggan, Surabaya.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/sun)