Sidoarjo terkenal sebagai kota udang dan bandeng karena banyak tambak di sana. Namun, selain itu, ada sejenis kerang kecil yang dinamakan kupang. Makanan kaya protein ini merupakan kuliner khas Sidoarjo yang cukup terkenal.
Kupang biasanya disajikan sebagai kudapan berkuah bernama kupang lontong yang banyak dinikmati para pencinta kuliner. Bahkan di Sidoarjo, banyak kedai kuliner yang menyediakan menu kupang lontong.
Namun, Yuliani (38) warga Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin membuat terobosan dengan mengolah kupang untuk dijadikan peyek dan rengginang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuliani mengaku, usahaya tersebut telah dimulai sejak tahun 2017. Awalnya, dirinya sedikit terusik karena sejatinya, makanan khas Sidoarjo itu bukan udang dan bandeng melainkan kupang, sejenis kerang kecil.
"Kalau udang dan bandeng di mana-mana ada, namun kalau kupang hanya ada di Sidoarjo. Nelayannya hanya di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi," kata Yuliani saat ditemui di rumahnya, Minggu (23/7/2023).
Yuliani berkeinginan agar kupang bisa dinikmati dengan bentuk makanan yang berbeda dan tahan lama. Ia kemudian menjatuhkan pilihan menjadikan kupang sebagai toping peyek dan rengginang sebagai camilan.
![]() |
"Saya berangan-angan kupang itu bisa dijadikan makanan camilan, kemudian saya mencoba membuat peyek dan rengginang topingnya kupang," jelas Yuliani.
Baginya, membuat adonan peyek kupang berbeda dengan adonan peyek lainnya. Menurutnya, campuran air dalam adonan harus pas sehingga bisa menghasilkan peyek kupang yang kriuk.
Hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan bahwa kupang benar-benar bersih dengan cara dicuci. Selanjutnya, kupang disangrai untuk mengurangi kadar air dan bau amisnya.
"Setelah dimasukkan dalam adonan, kupang harus segera digoreng, bila tidak, kadar airnya akan keluar, mengurangi gurihnya peyek," terangnya.
Peyek buatan Yuliani ini benar-benar gurih. Ketebalan peyeknya pas dan kupangnya sangat terasa. Begitu juga dengan rengginang, pantas dijadikan makanan signature Sidoarjo.
Yuliani menjual peyek dan rengginang kupangnya seharga Rp 15 rupiah per kemasan plastik. Namun, untuk rengginang siap goreng seberat 1 kilogram dalam kemasan besek ia banderol Rp 80 ribu.
"Untuk pemasaran, saya memanfaatkan sosial media. Sudah banyak juga yang menjadi reseller," imbuh Yuliani.
Ia mengaku, saat ini permintaan peyek dan rengginang kupang terus mengalami peningkatan. Ia juga sedang mempersiapkan kemasan yang lebih menarik agar lebih menarik pembeli.
"Ke depannya kemasannya akan diperbaiki, agar menarik pembeli," tandas Yuliani.
(hil/fat)