Namanya tajih sorah, kuliner serupa bubur ini hanya ada saat awal bulan Muharrram atau pada Tahun Baru Islam. Biasanya warga Sampang, Madura membuatnya sejak tanggal 1 hingga 10 Muharram.
Tajih sorah ini merupakan kuliner serupa bubur ayam dengan rasa yang gurih. Taburan potongan telur dadar, daging ayam suwir, tahu, tempe, kacang goreng, perkedel, bawang goreng, kecambah dan lainnya, membuat bubur ini selalu ditunggu saat memasuki bulan Muharram.
"Kalau sudah masuk tahun baru (1 Hijriah) baru ada yang buat tajin sorah ini. Nantinya diantar-antarkan ke tetangga. Warga lainnya begitu juga, bergantian sampai satu bulan penuh," kata Muhammad, warga Desa Jranguan, Kecamatan Omben, Sampang kepada detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 9 Makanan Khas Surabaya yang Bikin Ngiler |
Muhammad mengaku sejak kecil selalu meminta porsi khusus jika keluarganya membuat tajin sorah. Ini karena rasanya yang gurih dan tidak membosankan sebab menu tambahannya selalu bervariasi.
"Pokoknya ya senang aja, soalnya kan cuma di bulan ini. Buat saya nggak bosenin, sekalipun tiap hari ada yang antar (tajin sorah) menu tambahannya beda beda," jelas Muhammad.
H Mustofa, Kepala Desa Jranguan, Kecamatan Omben, Sampang mengatakan sebenarnya tidak ada ketentuan yang mengikat tentang pembuatan tajin sorah. Masyarakat dibebaskan membuatnya kapan pun dan berapa pun banyaknya sesuai dengan kemampuannya untuk berbagi.
"Waktunya sebulan (sampai 30 Muharram) warga berinisiatif sendiri membuatnya bergantian sebagian diantar-antarkan ke tetangganya," tutur Mustofa
Mustofa mengaku bangga dengan masyarakatnya yang masih menjalankan tradisi dengan baik. Menurutnya tradisi ini berfungsi menjaga silaturahmi dengan keluarga dan tetangga dengan berbagi makanan.
"Kalau di sini orang menyebutnya tajin slamet soalnya perbuatannya diharapkan bisa memberikan rasa selamat keluarga dan kampung halaman," tutup Mustofa.
(abq/sun)