Sate merpati tak pernah ingkar janji. Itulah nama beken dari warung sate merpati yang ada di jalur pantura Asembagus, Situbondo.
Warung ini modelnya kaki lima. Penampilannya juga sederhana. Warung ini menyuguhkan menu tunggal yakni sate merpati.
Setelah matang dibakar, daging merpati dicocolkan ke bumbu kecap bercampur kacang. Jika suka, Anda bisa menambahkan irisan bawang merah dan cabai ke bumbu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daging merpati yang diolah menjadi sate dijamin masih segar. Sebab, penjual membawa merpati yang masih hidup.
Begitu ada yang memesan, penjual langsung mengambil merpati dari kurungan. Lalu, merpati tersebut disembelih.
Daging merpati itu lalu dipotong-potong. Kemudian setiap potongannya ditusuk menggunakan tusukan sate dari bambu. Lalu bakar sate merpati seperti sate pada umumnya.
"Justru di situlah menariknya. Merpati masih hidup disembelih, dikuliti bulunya saat itu juga, laku dibakar. Jadi dagingnya masih fresh," ujar seorang pembeli asal Bali, Nengah saat berbincang dengan detikJatim, Sabtu (7/1/2023).
Peminat sate merpati cukup banyak. Sehingga terkadang, ada pembeli yang harus antre menunggu pesanan jadi.
Harga sate merpati Rp 35 ribu per porsi. Setiap porsinya terdiri dari sate satu ekor merpati, satu piring nasi putih, serta segelas es teh/jeruk.
Warung ini buka mulai pukul 16.00-23.00 WIB. Atau sampai burung merpati yang dibawa habis.
Pelanggan sate merpati datang dari mana saja. Sebab, warungnya berada di jalur pantura Asembagus, Situbondo.
"Saat melintas di jalan ini, baik dari dan mau ke Bali, saya pasti mampir makan di sini. Karena memang khas. Sederhana, tapi enak. Dagingnya masih segar," kata Desy, pembeli asal Semarang.
Warung sate merpati ini sudah berdiri sejak tahun 90-an. Warga dan pembeli menyebutnya sate merpati tak pernah ingkar janji. Sebab rasanya tak pernah ingkar atau mengecewakan lidah.
"Gurih, empuk dagingnya serta khas-nya memang tak mengingkari lidah penikmatnya," tutup Desy.
(sun/iwd)