Jajanan khas Kabupaten Madiun, brem menjadi oleh-oleh yang sayang untuk dilewatkan. Tapi pembuatan brem ternyata harus melewati proses yang cukup panjang dan rumit.
Nurshiam, pemilik merek brem Suling Gading itu mengaku proses pembuatan brem di keluarganya masih menggunakan cara manual. Bahan baku 1 kuintal beras ketan direndam sekitar satu jam, lalu dinanak dan dibuat tape. Proses ini memakan waktu seminggu.
"Prosesnya membuat brem seminggu baru jadi. Awalnya proses pembuatan tape beras ketan putih seminggu baru diolah jadi brem," kata Nurshiam, Jumat (21/10/2022).
Setelah seminggu proses pembuatan tape, proses selanjutnya yakni tape beras ketan putih diperas untuk diambil sarinya. Sari air tape ketan putih lalu direbus hingga kental berwarna cokelat. Merebusnya dengan suhu di atas 100 derajat.
"Sari air tape ketan putih kita peras dan direbus dengan api 100 derajat hingga kental warna kecokelatan. Setelah warna cokelat, kita pindah ke blender diaduk sampai sekitar 1 jam lamanya dan mengental warna berubah putih," ungkap Nurshiam.
 Pembuatan brem khas Madiun/ Foto: Sugeng Harianto |
Nurshiam menjelaskan, air sari tape lalu dituang ke tampan besar, baru kemudian didinginkan. Setelah dingin, tampan berisi brem dijemur di bawah sinar matahari.
"Proses setelah diblender agar warna putih dan kental kita tuang ke tampan besar dengan tebal sekitar 1 cm biar dingin dan dijemur di bawah sinar matahari langsung," jelas Nurshiam.
Lalu, proses terakhir yakni pengemasan ke kotak. Harga jual brem relatif murah antara Rp 3 ribu hingga Rp 8 ribu. Brem buatannya saat ini ada rasa original, rasa buah dan cokelat.
"Kemasan paling besar Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu di toko yang rasa dan yang original Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu di toko kalau langsung beli ke sini biasanya lebih murah dapat bonus," tandasnya.
Simak Video "Putu Cangkir, Jajanan Tradisional Makassar yang Bikin Ketagihan"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)
