Namun, hanya ada satu pedagang legendaris. Ia sudah berjualan sate klopo selama 20 tahun.
Pedagang ini yakni Misnah, wanita asal Sampang, Madura yang kini menetap di Jalan Upa Jiwa, Surabaya.
Setiap hari, Misnah menjajakan sate klopo sejak pukul 07.00 WIB sampai habis. Misnah mengaku setiap hari, dagangannya kerap ludes diburu pembeli.
Dalam berjualan sate ini, Misnah mengaku kerap meraup omzet hingga jutaan rupiah. Saat sebelum Ramadan, dagangan Misnah ramai diburu para pelancong dan pesepeda untuk sarapan pagi di akhir pekan.
"Omzetnya kalau Minggu bisa sampai Rp 3,6 juta, kalau Sabtu Rp 3,3 juta, tapi kalau hari biasa setengahnya aja, sekitar Rp 1,5 juta," kata Misnah kepada detikJatim, Rabu (15/4/2022).
Tak seperti sate pada umumnya, sate klopo merupakan sate yang dibalur dengan parutan kelapa. Sebelum dibalur ke daging ayam hingga sapi, parutan kelapa ini dibumbu dengan sejumlah rempah terlebih dahulu.
Daging beserta kelapa parut ini dibakar di atas arang panas. Aroma rempah dan asap dari pembakaran sate ini sukses bikin perut keroncongan.
Setiap harinya, Misnah kerap kulak daging ayam dan sapi hingga ratusan ribu rupiah. Begitu pula dengan bumbu pelengkap lainnya.
"Pokoke bendino aku kulakan 5 kilo sapi, gajih 6 kilo, ayam 2 kilo, kelapa Rp 50.000, sekali kulak daging habis Rp 600.000. Lek Minggu, ayam mek 2 kilo tok (Pokoknya setiap hari saya beli 5 kilogram daging sapi, 6 kilogram lemak, ayam 2 kilogram, kelapa Rp 50.000, sekali beli daging sekitar Rp 600.000. Kalau Minggu, ayamnya dikit, cuma 2 kilogram saja)," ujarnya.
Meski sering ramai, terkadang Misnah juga masih menyisakan beberapa tusuk sate. Apabila tak habis dalam sehari, ia menyimpan dalam freezer dan menjajakannya lagi keesokan harinya.
(hil/dte)