Jika biasanya bubur disajikan di mangkok, namun di Ponorogo justru hal itu tidak dilakukan. Di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, ini bubur ayam bakar disajikan dengan wadah periuk kecil atau biasa disebut kendil.
Selain diwadahi kendil, bubur ayam sebelum disajikan dibakar terlebih dulu menggunakan arang. Sehingga aroma bakaran dan hangatnya bubur bisa dinikmati hingga sendok terakhir.
Salah satu pembeli, Bagus Wicaksono (59) mengatakan usai senam pagi bersama tiga temannya. Dia sengaja sarapan bubur ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru pertama kali ini, tapi nikmat sekali," tutur Bagus kepada detikJatim, Senin (7/2/2022).
Bagus menambahkan rasa dan aroma dari bubur ayam bakar ini nikmat. Perpaduan rasa gurih dan sedap bikin lidah bergoyang.
"Wadahnya unik, pakai kendil. Terus nunggu buburnya dingin juga agak lama. Tapi sampai suapan terakhir tetap terasa hangat," terang Bagus.
Sementara, pemilik warung Siti Aminah (50) mengaku usaha bubur bakar ini baru buka 10 bulan lalu. Saat itu, usaha awalnya berjualan gerabah.
![]() |
"Terus kepikiran jual bubur pakai kendil, ternyata rasanya lebih enak," kata Amin.
Ibu tiga orang anak ini menambahkan satu porsi bubur ayam dijual dengan harga Rp 7 ribu. Lengkap dengan toping ayam, sayur dan daun bawang.
"Saya buka jam 6 pagi sampai jam 9 biasanya," terang Amin.
Amin mengatakan sejak anaknya yang kecil suka masak bubur. Terus diposting di whatsapp. Tak lama banyak pesanan, mulai dari 2 porsi hingga 5 porsi.
"Terus banyak yang bilang enak, tempatnya juga ada. Akhirnya buka warung," papar Amin.
Amin menambahkan warung bubur ayam bakar kendilnya berada tepat di sebelah utara SMKN 1 Jenangan. Penikmatnya bisa langsung datang.
"Kalau pesanan, saya bisa datang ke lokasinya. Saya bakar di sana," tandas Amin.
(fat/fat)