Pocong-Keranda Mayat Turun ke Jalanan Tulungagung Ingatkan Bahaya Laka

Pocong-Keranda Mayat Turun ke Jalanan Tulungagung Ingatkan Bahaya Laka

Adhar Muttaqin - detikJatim
Kamis, 27 Nov 2025 18:45 WIB
Polisi di Tulungagung bawa pocong-keranda mayat untuk ingatkan bahaya laka
Polisi di Tulungagung bawa pocong-keranda mayat untuk ingatkan bahaya laka/Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim
Tulungagung -

Berbagai cara dilakukan aparat kepolisian untuk menggugah kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat. Di Tulungagung, polisi membawa serta pocong hingga keranda mayat sosialisasi di jalan raya.

Aksi unik Satlantas Polres Tulungagung digelar di simpang empat Jepun, Kecamatan Tulungagung. Polisi mengingatkan langsung pengguna jalan agar mematuhi aturan lalu lintas, dengan membentangkan spanduk, poster dan membagikan pamflet.

Tak hanya itu, polisi juga mengapresiasi pengguna jalan yang tertib berlalu lintas dengan membagikan kue cokelat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi di Tulungagung bawa pocong-keranda mayat untuk ingatkan bahaya lakaPolisi di Tulungagung bawa pocong-keranda mayat untuk ingatkan bahaya laka Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

"Untuk menarik perhatian, kami menampilkan contoh korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia dengan peragaan pocong, korban luka berat yang pakai kursi roda hingga keranda mayat," kata Kasat Lantas Polres Tulungagung AKP Mohammad Taufik Nabila, Kamis (27/11/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, dengan peraga tersebut akan mengingatkan secara langsung para pengendara tentang bahaya kecelakaan lalu lintas, karena dapat mengakibatkan luka-luka hingga kematian.

"Simpang empat Jepun kami pilih karena menjadi titik pertemuan pengendara dari Blitar, Trenggalek maupun Kediri. Di sini juga masuk daerah rawan kecelakaan," jelasnya.

Upaya sosialisasi dalam rangka Operasi Zebra Semeru 2025 ini dinilai penting, sebab angka kecelakaan lalu lintas di Tulungagung termasuk tinggi di Jawa Timur.

"Jumlah kecelakaan lalu lintas tahun ini mencapai 1.050 kejadian dengan korban yang meninggal dunia sekitar 140 orang. Jadi 2-3 hari sekali ada korban kecelakaan yang meninggal dunia ini memprihatinkan," ujarnya

Dari ribuan kejadian kecelakaan tersebut sebagian besar dialami oleh pengendara sepeda motor dengan usia antara 15 sampai 45 tahun, termasuk pelajar SMP dan SMA sederajat. Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas menjadi salah satu kunci untuk menekan jumlah kecelakaan.

Taufik menambahkan, data di Satlantas Polres Tulungagung, pada Operasi Zebra Semeru ini pihaknya telah melakukan upaya penindakan terhadap 5.000 lebih pengguna jalan yang melanggar lalu lintas.

"5.000 pelanggaran ini ada yang kami tegur secara tertulis, lisan dan penilangan," jelas Taufik.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads